jpnn.com, BANDUNG - Saat ini Jawa Barat masih kekurangan 85 ribu guru PNS untuk sekolah dasar.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Persatuan Guru Indonesia (PGRI) Edi Parmadi, di Hotel BMI Lembang, Bandung.
BACA JUGA: Guru PNS Bandel Itu Ditangkap Polisi
Selain itu Edi mengungkapkan jumlah tersebut setelah seluruh guru honorer sebanyak lebih dari 72 ribu orang diangkat menjadi guru PNS.
Pada 2015 guru di sekolah dasar jumlah murid di seluruh Jawa Barat lebih dari 4,2 jt siswa
BACA JUGA: Tak Ada Penarikan Guru PNS di Sekolah Swasta
Jika perbandingan 1:20 maka diperlukan sekitat 211 ribu lebih guru bersatatus PNS.
Tapi hanya ada lebih dari 125 ribu guru, maka menurutnya hal, itu masih sangat kurang.
BACA JUGA: Penugasan Guru PNS di Sekolah Swasta jadi Polemik
Untuk kabupaten Bandung Barat Pun, masih membutuhkan guru lebih dari dua ribu orang.
“Pada tahun 2015 di KBB siswa berjumlah 162 ribu, jika 1:20 maka dibutuhkan sekitar 8 ribu guru PNS, sementara itu guru yang ada baru sekitar empat ribuan,” katanya.
Namun demikian, PGRI merasa keberatan keberatan jika guru PNS yang di swasta ditarik ke sekolah negeri.
Karena, menurutnya, setiap lembaga pendidikan yang didirikan dari masyarakat harus mendapatakan bantuan sumber daya secara adil.
“Peningkatan mutu dan kekurangan guru adalah sesuatu yang tidak bisa terpisahkan,”ucapnya
Sementara itu, Bupati Bandung Barat, Abubakar, yang menghadiri acara tersebut mengatakan, meskipun KBB mengalami kekurangan guru akan tetapi kualiatas tenaga pengajar akan terus dimaksimalkan.
“Pemerintah akan terus mendukung pendidikan di KBB, untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan cermat,” katanya.
Abubakar juga mengatakan bahwa PGRI harus benar-benar menjadi wadah, untuk terus menerus menjadi organisasi yang dapat meningkatkan profesionalisme.
Sehingga dapat berkontribusi signifikan terhadap pencapian peningkatan kualitas guru.
“Bersama seluruh stakeholder yang terkait, kami akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas guru,” tukasnya.(eko/ded/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru PNS Terbanyak di Jakarta, Kaltara Paling Sedikit
Redaktur & Reporter : Natalia