jpnn.com, SEMARANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi adanya permintaan dari pegiat antikorupsi supaya dirinya membentuk tim independen untuk menangani kasus Novel Baswedan pascapenangkapan dua tersangka, yakni RB dan RM.
Permintaan ini sebelumnya disampaikan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah. Alasannya untuk menghindari konflik kepentingan karena kedua tersangka merupakan polisi aktif.
BACA JUGA: Pernyataan Jokowi soal Tertangkapnya 2 Penyerang Novel Baswedan
Lalu bagaimana tanggapan Presiden Jokowi?
"Semua mengawasi. Dari dulu, tam-tim-tam-tim, hahaha. Tim pencari fakta. Ya apa pun yang paling penting dikawal semua, bareng-bareng mengawal agar peristiwa itu tidak terulang lagi. Yang paling penting itu," jawab Presiden Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Kota Lama, Semarang, Senin (30/12).
BACA JUGA: Tak Terima Dikritisi, Pimpinan KPK Ogah Bekerja Sama Lagi dengan ICW
Presiden ketujuh RI tersebut juga berharap kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu tidak terus-terusan diributkan. Jokowi mengajak publik memberi kesempatan pada penyidik Polri untuk bekerja.
"Jangan sebelum ketemu, ribuuuuttt. Setelah ketemu, ribuuuttt. Berikanlah polisi kesempatan untuk membuktikan bahwa itu benar-benar pelaku, motifnya apa, semuanya. Jangan ada spekulasi-spekulasi terlebih dahulu," tandasnya.
BACA JUGA: ICW Sudah Keterlaluan Sebut Istana Sponsor Kehancuran KPK
Sebagai catatan, pengungkapan kasus penyerangan terhadap Novel sudah berjalan lebih dari dua tahun. Sebelum pelakunya terungkap, pegiat antikorupsi juga mendesak Presiden Jokowi membentuk TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) yang independen.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam