Jay Idzes, Thom Haye, Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, Biarpun Saya Pergi Jauh

Jumat, 14 Juni 2024 – 08:00 WIB
Skuad Timnas Indonesia saat mengalahkan Filipina. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Tidak dipungkiri, banyak kritik dilayangkan kepada Shin Tae-yong alias STY karena penggunaan pemain-pemain naturalisasi di skuad Timnas Indonesia.

Namun, euforia masyarakat atas prestasi yang dibukukan Timnas Indonesia menjadi momentum untuk menyatukan daya dan upaya demi kehadiran tim sepak bola Indonesia di pentas dunia, tanpa perlu lagi membeda-bedakan dari mana pemain berasal.

BACA JUGA: Calvin Verdonk: Seharusnya Timnas Indonesia Menang 5-0 Atas Filipina

Lahir di Lelystad, Belanda, Shayne Pattynama memiliki darah Indonesia dari ayahnya yang lahir di Semarang, Jawa Tengah.

Shayne Pattynama bersuara bahwa dia tak setuju publik membeda-bedakan dengan menyebut pemain seperti dirinya sebagai pemain naturalisasi atau pemain asing dan pemain yang lahir di Indonesia sebagai pemain lokal.

BACA JUGA: Masih 10 Pertandingan Timnas Indonesia, Ada Pemain U-20 jadi Pelapis

Ditegaskan bahwa dia adalah orang Indonesia meskipun tidak tumbuh dengan bahasa dan budaya Indonesia.

Dan oleh karena itu, di momen yang tepat ini, sejarah yang kembali dibuat Indonesia patut dirayakan sebagai momentum persatuan, seperti halnya saat seluruh penggawa Garuda yang merayakan kelolosan ke putaran ketiga bersama para suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (11/6), dengan bernyanyi "Syalalala o Garuda".

BACA JUGA: 18 Negara Tembus Babak III Kualifikasi PD 2026 Zona Asia, Termasuk Timnas Indonesia

Demikian halnya dengan Thom Haye. Dua hari yang lalu menjadi malam yang indah bagi timnas Indonesia, juga bagi Thom "The Professor" Haye yang membuka kran golnya bagi Merah Putih setelah membuka asisnya pada Maret lalu.

Bermain penuh 90 menit saat Timnas Indonesia melawan Filipina, Thom menunjukkan siapa dirinya, sebagai gelandang yang malang melintang di Eredivisie Belanda.

Dia mengatur serangan, mengatur tempo, mengalirkan bola dengan cepat dari segala lini, hingga membuat umpan-umpan kunci berkelas.

Sofascore memberikan rating kepada Thom Haye dengan nilai 8,6 setelah gelandang 29 tahun itu mencetak satu gol, membuat 72 sentuhan, 53 passing dengan akurasi 74 persen, tujuh umpan kunci, lima crossing sukses dari delapan percobaan, lima long ball sukses dari sembilan kesempatan.

Selain itu, satu tembakan tepat sasaran, satu tembakan tidak tepat sasaran, satu dribble sukses, dua ground duels sukses dari lima kesempatan, dua aerial duel sukses dari tiga kesempatan, satu blocked shot, dan dua intersep.

Golnya dari luar kotak penalti juga bukan kebetulan karena hal itu sering dia lakukan ketika berseragam SC Heerenveen.

Malam itu merupakan malam tak terlupakan baginya dan malam itu adalah malam yang membuatnya kehabisan kata-kata di depan para jurnalis pada jumpa pers.

“Malam istimewa bagi saya, gol debut di GBK untuk tim nasional, saya ditonton keluarga dan juga teman-teman saya, saya bisa merayakan ini bersama mereka, dan itu sangat spesial bagi saya,” kata Thom.

“Pertama-tama, atmosfernya sulit dijelaskan, coba rasakan sendiri, sangat istimewa, antusiasme masyarakat bisa dirasakan di atas lapangan oleh para pemain. Ini adalah sesuatu yang benar-benar istimewa bagi para pemain di atas lapangan,” tambah Tom Haye.

Tak ingin kalah dengan Thom, Calvin Verdonk yang membuat debutnya bersama Garuda juga tampil ciamik.

Verdonk menolak adaptasi karena tampil sangat apik sebagai bek kiri dengan tiga umpan kunci dan beberapa peluang gol sebelum digantikan Pratama Arhan pada menit ke-67.

Seperti halnya Thom, Calvin Verdonk juga terkesima dengan atmosfer suporter di SUGBK.

“Saya pikir ini pertandingan yang menyenangkan dengan atmosfer yang luar biasa, sangat senang berada di sini,” kata Verdonk.

Baik Thom dan Verdonk, keduanya menatap laju Indonesia di putaran ketiga yang akan bertemu negara-negara yang lebih kuat seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, hingga Iran.

Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang lolos ke putaran ketiga.

Pintu menuju panggung Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko masih jauh dan oleh karena itu pencapaian ini haram hukumnya jika sampai membuat kepala penggawa Garuda membesar.

Masih ada waktu tiga bulan sebelum putaran ketiga dimulai pada September mendatang.

Tiga bulan akan menjadi waktu krusial bagi Indonesia untuk mematangkan kekuatan agar tak bernasib sama seperti Thailand dan Vietnam yang hanya menjadi juru kunci di dua edisi putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia pada tahun 2018 dan 2022.

Di tengah kritikan penggunaan pemain naturalisasi, tak akan pernah tertutup fakta bahwa 11 pemain plus cadangan pasti tercatat di buku sejarah sebagai nama-nama yang mengantarkan Indonesia melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia untuk pertama kalinya.

Jay Idzes, Thom Haye, hingga Shayne Pattynama memang tumbuh dan besar di negara lain.

Namun, seperti penggalan lirik lagu Tanah Airku "Biar pun saya pergi jauh. Tidak kan hilang dari kalbu" darah Merah Putih tetap mengalir deras di tubuh mereka.

Siapa pun pemainnya, dari mana pun pemain itu lahir, selagi ada lambang Garuda di dada sebelah kiri, mereka adalah putra-putra terbaik bangsa yang patut kita banggakan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler