jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyambut baik kehadiran Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus di Indonesia.
Selain agenda kenegaraan, Paus Fransiskus juga akan memimpin Misa umat Katolik, yang dipusatkan di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (5/11).
BACA JUGA: Televisi Diminta Siarkan Azan Melalui Running Text Selama Misa Paus Fransiskus
"Tentu sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dan toleransi antarumat beragama kita menyambut gembira kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia, (Paus) sekaligus akan memimpin Misa Akbar umat Katolik," ungkap Jazuli dalam keterangannya, Rabu (4/9).
Menurut Jazuli, kehadiran Paus Fransiskus bisa membawa kebahagiaan, khususnya bagi umat Katolik.
BACA JUGA: Soal Azan Magrib Pakai Running Text di TV Selama Misa Paus Fransiskus, MUI Bilang Begini
Dia mengatakan Paus tentu membawa pesan-pesan perdamaian dan kemanusiaan bagi bangsa Indonesia.
Seiring penyelenggaraan Misa umat Katolik yang dipimpin Paus Fransiskus yang disiarkan live di televisi, Kementerian Agama mengeluarkan surat imbauan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan penyelenggara siaran televisi, agar kumandang azan maghrib yang biasa ditayangkan di televisi diganti hanya dalam bentuk running text saja, karena bersamaan dengan siaran Misa tersebut.
BACA JUGA: Kemenag Imbau Penyiaran Azan Magrib dengan Running Text Selama Misa Paus Fransiskus
"Imbauan ini menurut kami tidak perlu. Justru dengan tetap berjalan seperti biasa, menunjukkan indahnya toleransi di negeri ini. Misa tetap berjalan dan kumandang azan juga tetap bisa disiarkan dan tidak akan ada masalah," kata Jazuli.
Anggota DPR Dapil Banten ini percaya bahwa masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim ini memiliki kebesaran hati untuk turut menjaga berjalannya peribadatan masing-masing agama.
"Umat Katolik yang menjalankan Misa bersama Paus Fransiskus dapat khusyuk melakukan ibadahnya di Senayan dan disiarkan langsung di televisi. Sementara, Muslim ketika panggilan azan berkumandang termasuk lewat saluran televisi, bisa bersiap dan melaksanakan ibadah salatnya dengan baik," kata Jazuli.
Anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan bahwa Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun melaksanakan implementasi toleransi beragama, sehingga kerukunan ini harus dijaga tanpa ada yang merasa terusik.
"Praktik kerukunan dan toleransi di Indonesia telah menjadi percontohan bagi negara-negara lain di dunia," ungkap Jazuli. (*/boy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi