Jejak Kehidupan di Mars Kian Nyata

Ditemukan, Fosil Mikroba Seperti di Bumi

Sabtu, 31 Juli 2010 – 10:38 WIB
KEHIDUPAN - Model robot MSL Rover yang digunakan dalam penelitian di Mars. Foto: NASM.si.edu.
LOS ANGELES - Jejak kehidupan di Planet Mars kembali terlacakDalam jurnal Earth and Planetary Science Letters, sejumlah ilmuwan Amerika Serikat (AS) meyakini pernah ada kehidupan di Planet Merah tersebut

BACA JUGA: Bobol ATM Cukup Gunakan Flashdisk

Harapan bahwa planet tersebut layak dihuni, semakin terbuka lebar.

Harapan untuk hidup di Mars itu terbit dari Nili Fossae
Serpihan lapisan batu yang merupakan salah satu komponen penyusun permukaan Mars itu mengandung sisa-sisa fosil

BACA JUGA: Sony Kembangkan Keping Disk 1 Tera

Artinya, sekitar 4 miliar tahun lalu - setara dengan umur Nili Fossae - pernah ada kehidupan di planet tersebut
Para ilmuwan Search for Extraterrestrial Intelligence Institute (SETI) di California yakin, proses yang membuat fosil itu tersimpan dalam bebatuan Mars sama persis dengan proses yang terjadi di Bumi, yakni hydrothermal.

Adrian Brown, ilmuwan Institut SETI yang memimpin riset Nili Fossae itu memanfaatkan teknologi yang diadaptasi dari NASA

BACA JUGA: Apple Keluarkan Pengganti Mouse

Piranti canggih tersebut bernama CRISM (Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars)Dengan bantuan sinar inframerah yang ada pada alat itu, Brown lantas mempelajari kandungan mineral dalam Nili FossaeMetode yang sama pernah digunakan untuk mempelajari batu mineral yang ditemukan di Pilbara, wilayah kering di barat laut Australia.

"Suhu di Pilbara cukup dinginBebatuan yang kami teliti itu merupakan bagian dari komponen awal penyusun Bumi yang sudah berumur sekitar 3,5 miliar tahun, sekitar tiga per empat usia Bumi," kata Brown dalam sebuah wawancara dengan BBC yang dipublikasikan kemarin (30/7)Dari Pilbara, lanjut dia, para ilmuwan bisa mempelajari hal-hal yang terjadi di Bumi pada tahap awalLewat cara yang sama, dia berharap bisa mempelajari kejadian-kejadian awal di Mars.

Saat mempelajari bebatuan Pilbara, para ilmuwan menemukan berbagai fosil mikroba di bebatuan tersebutKonon, miliaran tahun yang lalu, mikroba-mikroba tersebut membentuk kehidupan awal di BumiTepatnya, di bebatuan tersebutPerwujudan mikroba-mikroba kuno itu disebut sebagai stromatolitesMemanfaatkan berbagai teknologi modern yang berkembang sekarang, stromatolites bisa dipelajari lebih jauhTermasuk, bentuk dan strukturnya.

"Kehidupan membentuk makhluk-makhluk sederhana iniSaya bisa membuktikannya dari struktur dan bentuk yang sudah kami pelajariStruktur yang ada pada makhluk-makhluk ini hanya bisa diciptakan oleh kehidupan, bukan proses geologi," papar BrownBerpijak pada kesamaan mineral pembentuk batu Pilbara dan Nili Fossae, dia yakin bahwa stromatolites yang hidup dalam bebatuan itu pun samaArtinya, tahap awal kehidupan di Bumi pun terjadi di Mars.

Selain tersusun dari mineral yang sama, menurut Brown, lokasi ditemukannya Pilbara di Bumi dan Nili Fossae di Mars pun mempunyai cukup banyak kemiripanSama-sama gersang"Semakin banyak lapisan yang tercetak di bebatuan tersebut, berarti jejak kehidupan itu semakin nyataSebab, mikroba-mikroba itu membutuhkan cukup waktu untuk membentuk stromatolites dan juga karang atau jenis hunian mikroba lainnyaJika itu juga terjadi di Mars, berarti pernah ada kehidupan di sana," urainya.

Nili Fossae kali pertama diteliti pada 2008Saat itu, para ilmuwan menemukan kandungan karbon dalam lapisan batu penyusun permukaan Mars tersebutTemuan itu disambut gembira para ilmuwan BumiSebab, mereka sudah sangat lama mencari jejak-jejak karbon di planet ke-4 dalam tata surya tersebutKonon, karbon merupakan bukti awal bahwa pernah ada kehidupan di planet tersebutDari karbon lah kehidupan terbentuk.

Brown dan tim peneliti yang dia pimpin berharap bisa kembali ke Mars untuk lebih dekat menyelidiki Nili FossaeBebatuan itu sempat disebut-sebut sebagai landasan potensial bagi Mars Science Laboratory yang akan dibangun NASA di planet tersebut pada 2011 mendatangPakar geologi senior Brown University di Rhode Island, John Mustard, pun meyakini Nili Fossae sebagai landasan yang tepatTapi, Juni lalu, pendapat itu direvisiNili Fossae terlalu rapuh untuk dijadikan landasan.

Maka, pesawat ulang-alik yang sengaja dikirim untuk menjajaki Mars batal mendarat di Nili Fossae"Pesawat itu mendarat di lokasi yang sangat jauh dari Nili Fossae dan tidak ada awak manusia yang dilibatkanKini, kita semua bergantung pada robotDan, itu sangat berbahaya," tandas BrownPasalnya, permukaan Mars sangat terjal dan berbatuRobot yang diutus menyelidiki kondisi Mars itu bisa dengan mudah tergelincir dan jatuhJika itu terjadi, bahan penelitian akan ikut lenyap(hep/ami/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pulau Enggano Jadi Lokasi Peluncuran Roket


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler