Jelang Arema vs Persebaya, IPW Soroti Kesiapan Polri

Jumat, 05 Oktober 2018 – 18:45 WIB
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan jika sudah mengizinkan pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruan Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/10), maka kepolisian harus bertanggung jawab penuh jika terjadi kekacauan.

“Apalagi jika jatuh korban tewas Kapolres Malang (AKBP Yade Setiawan Ujung) dan Kapolda Jatim (Irjen Luki Hermawan) harus dicopot dari jabatannya," kata Neta, Jumat (5/10).

BACA JUGA: PSMS hanya Bawa 18 Pemain Tantang Barito Putera

IPW melihat banyak pihak yang mencemaskan pertandingan Arema versus Persebaya tersebut. Jika kepolisian mengizinkan, artinya kepolisian bertanggung jawab terhadap masalah pelaksanaan dan pengawasan, khususnya keamanan. Jika terjadi masalah dan jatuh korban berarti kapolres Malang dan kapolda Jatim harus bertangung jawab dan siap dicopot dari jabatannya.

"Sehingga jajaran kepolisian benar benar profesional dalam mengamankan pertandingan tersebut," ujar Neta.

BACA JUGA: Persebaya Borong 3 Penghargaan Pekan ke-23 Liga 1 2018

Dia mengungkap ada tiga alasan kenapa kapolres dan kapolda harus bertanggung jawab penuh. Pertama, kata Neta, untuk biaya keamanan sebuah pertandingan panitia biasanya bisa mengeluarkan anggaran Rp 200 juta hingga Rp 500 juta.

"Sehingga sudah menjadi tanggung jawab jajaran kepolisian untuk mengamankan pertandingan tersebut," ungkap Neta.

BACA JUGA: Alasan Persib Jamu Madura United di Stadion Mandala

Kedua, lanjut dia, Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Polri sudah mengamanatkan, keamanan menjadi tanggung jawab polisi. Khusus Pasal 19 ayat 2 menegaskan dalam melaksanakan tugasnya Polri harus mengutamakan tindakan pencegahan.

Ketiga, Polri sudah memberi izin pertandingan Liga 1, setelah sempat ditunda selama seminggu pascajatuhnya korban jiwa di Bandung, Jawa Barat, sehingga kepolisian bertanggung jawab terhadap keamanan pertandingan tersebut.

"Jika terjadi konflik dan korban jatuh, pimpinan kepolisian harus dituntut tanggung jawabnya," ungkap Neta.

Karena itu, dia menambahkan, jajaran kepolisian harus profesional dan tegas dalam mengamankan pertandingan Arema FC versus Persebaya. Selama ini penempatan polisi dalam mengamankan pertandingan sepak bola hanya di ring inti stadion. Sedangkan patroli di perimeter luar stadion seperti area masuk dan parkir tergolong minim.

Sehingga saat terjadi insiden polisi telat tiba di lokasi kejadian. Bahkan, terkadang aparat kepolisian tidak mengetahui apa yang terjadi, seperti kasus pengeroyokan dan pembunuhan terhadap suporter Persija di Bandung pekan lalu.

Untuk itu IPW berharap Polri bekerja profesional dalam mengamankan setiap pertandingan, terutama dalam pertandingan Arema versus Persebaya.

Jika situasinya tidak memungkinkan Polres Malang dan Polda Jatim bisa saja mencabut izin pertandingan tersebut. Tapi jika polisi tetap mengizinkannya dan terjadi kekisruhan atau jatuh korban, kapolres dan kapolda harus siap dicopot dari jabatannya.

"Pertandingan sepak bola bukanlah arena pembunuhan manusia. Lebih baik tidak ada pertandingan sepakbola, jika pertandingan tersebuf hanya membuat orang terbunuh," katanya.

Untuk itu, Neta sekali lagi menegaskan, Polri harus profesional dalam menjaga keamanan pertandingan sepak bola. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persebaya Pengin Permalukan Arema FC di Depan Aremania


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler