JAKARTA-Puluhan orang yang menamakan diri Pemuda Kebangsaan berunjuk rasa di depan kantor KPU DKI Jakarta, Jalan Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Selasa (10/7). Mereka memprotes langkah yang diambil KPU DKI dalam menanggapi keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Langkah KPU DKI mencoret 21.344 pemilih ganda dari daftar pemilih tetap (DPT) dinilai tidak profesional. Langkah itu dianggap bukan solusi tepat mengatasi DPT amburadul.
"KPU DKI tidak menanggapi amar putusan DKPP secara profesional," kata Koordinator Pemuda Kebangsaan, Komar Herianto saat berorasi di depan gedung KPU DKI.
Menurut Komar, langkah yang diambil masih belum cukup sebab diduga masih banyak pemilih-pemilih hantu atau ghost voters dalam DPT. Pemilih-pemilih hantu ini dianggap berpotensi merusak legitimasi siapapun yang nantinya memenangkan pilkada DKI.
Massa pengunjuk rasa juga mencurigai calon gubernur DKI Jakarta incumbent, Fauzi Bowo sebagai dalang di balik amburadulnya daftar pemilih. Spanduk-spanduk yang diusung pengunjuk rasa antara lain berbunyi, 'DPT Siluman Hantu-Hantu Foke Ikut Memilih' serta 'Pilgub DKI Batal Jika Foke Menang, PNS Tidak Netral'.
Komar mengatakan, kecurigaan mereka pada gubernur Foke yang juga merupakan peserta pilkada DKI 2012 didasari oleh fakta bahwa DPT mengacu data DP4 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi DKI Jakarta. Foke sebagai atasan dari Disdukcapil DKI dinilai sudah sepantasnya jadi pihak yang bertanggung jawab.
"Dukacapil jelas dibawah birokrasi Pemprov DKI, ini merupakan kehendak penguasa," tegas Komar.
Bukan cuma massa dari Pemuda Kebangsaan yang melakukan aksi unjuk rasa di kantor KPU DKI. Sebelumnya, Selasa siang kantor KPU DKI juga didatangi oleh pengunjuk rasa dari Sarikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI). Pengunjuk rasa yang kebanyakan terdiri dari ibu-ibu tersebut meminta KPU DKI serta Panwaslu DKI untuk bersikap netral dalam menjalankan tugasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Solo Minta Jokowi Pulang Kampung Saja
Redaktur : Tim Redaksi