jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah mengenai Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi mencegah gelombang ketiga.
Pemerintah pun berencana memberlakukan pengetatan mobilitas untuk pergerakan orang guna mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
BACA JUGA: Gegara Ini, Adik Vanessa Angel Sungkan Datang ke Rumah Sang Kakak
Dokter Reisa mengatakan mobilitas masyarakat yang tidak dibatasi setiap masa libur akan berujung kepada kenaikan kasus Covid-19.
“Kenaikan kasus terjadi setelah libur Natal Tahun Baru tahun lalu, kemudian setelah lebaran kemarin. Tentunya setelah mobilitas dan interaksi sosial meningkat tajam,” jelas Reisa di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (19/11).
BACA JUGA: Tak Perlu Minum Obat, Begini Cara Mudah Mengatasi Sakit Gigi
Reisa menjelaskan kegagalan masyarakat menerapkan protokol kesehatan yang tidak disiplin dan mobilitas masyarakat yang tinggi bisa mengakibatkan ancaman gelombang ketiga.
Dia mencontohkan Amerika Serikat dan Eropa yang tengah menghadapi kenaikan kasus atau gelombang ketiga.
BACA JUGA: Cegah Covid-19, Satgas Minta Semua yang Terlibat WSBK Mandalika Mengedepankan Prokes
Sementara, Reisa menuturkan penjelasan epidemiolog dr Maria Van Kerkhove yang menyebut bahwa pola penyebaran virus di seluruh dunia sepenuhnya dapat diprediksi.
Beberapa hal yang menjadi penyebab kenaikan kasus tersebut ialah ketika masyarakat menghilangkan langkah-langkah pencegahan dan tidak lagi mengikuti panduan PPKM atau panduan kesehatan masyarakat dan aktivitas sosial WHO.
"Selama kita masih meningkatkan mobilitas sosial kita sementara cakupan vaksinasi belum 100 persen, maka anda akan melihat virus berkembang dan itulah yang terjadi saat ini di Amerika dan Eropa,” jelas Reisa.
Oleh karena itu, Reisa menjelaskan pemerintah berencana akan memberlakukan pengetatan mobilitas. "Sejumlah kegiatan diusulkan dilarang pelaksanaanya,” ucap Reisa.
Adapun beberapa kegiatan yang diusulkan untuk dilarang pelaksanaannya antara lain, acara pergantian tahun baik outdoor maupun indoor, termasuk pesta petasan dan kembang api, pawai tahun baru, acara perayaan natal dan tahun baru di mal, serta kegiatan seni budaya dan olahraga.
Selain pelarangan sejumlah kegiatan tersebut, pemerintah juga akan melaksanakan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan di sejumlah tempat.
"Pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan juga dilakukan di sejumlah destinasi, terutama di gereja pada saat perayaan natal, tempat perbelanjaan, sekolah, restoran, dan destinasi wisata,” jelas Reisa.
Pada akhir keterangannya, Reisa mengajak masyarakat untuk menjadikan tahun ini menjadi momen terakhir masa pandemi Covid-19.
"2022 adalah tahun ketiga kita berada di masa pandemi, mari bertekad untuk jadikan ini tahun terakhir kita berada dalam masa wabah,” kata Reisa. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga