jpnn.com, PADANG - Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar Forum Sosialisasi Pemilihan Umum dengan tema “Menjadi Pemilih Cerdas” di Padang, Sumatera Barat, Jumat (1/3).
Direktur Jenderal Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Rosarita Niken Widiastuti di hadapan ratusan anak muda yang menjadi peserta dalam kegiatan ini mengingatkan agar generasi milenial bijak dalam menggunakan media sosial, terutama di tengah agenda-agenda politik saat ini.
BACA JUGA: Tidak Semua Keluarga Uno di Gorontalo Dukung Jokowi
Niken menegaskan, masa depan anak-anak muda Indonesia saat ini berada di jari-jari mereka dalam menggunakan media sosial.
“Perlu diketahui oleh seluruh anak muda di Indonesia. Saat ini kalau hendak mencari kerja, baik di swasta maupun pemerintahan, rekam jejak digital akan menjadi salah satu pertimbangan. Maka berhati-hatilah menggunakan jari-jari dalam bermedia social,” imbau Niken.
BACA JUGA: Persaingan di Pilpres Kian Keras, Pak SBY Kirim Pesan Lewat Mas AHY
Niken menjelaskan, kendati sudah dihapus di masing-masing akun media social seperti Facebook dan Twitter, rekam jejak digital tidak akan pernah terhapus secara utuh. Melalui teknologi bernama Artifisial Intelligent System (AIS), semua riwayat atau rekam jejak digital per akun akan tetap terekam.
“Ketika sudah ikut tes tertulis (lamaran kerja), terakhir akan melihat rekam jejak digital ini. Kalau dari rekam jejak digital ini para pencari kerja ditemukan terbiasa membuat atau mengeshare informasi hoax dan ujaran kebencian maka dipastikan tidak akan diterima,” tegas Niken.
BACA JUGA: Unik! Roy Suryo Pasang Foto Terbalik, Nih Tujuannya
Pada kesempatan itu ia juga membeberkan, pemerintah bekerja sepanjang waktu untuk melakukan tracking dan deteksi informasi hoax dan konten negatif. Kendati sudah bekerja keras, Niken mengakui penyebar berita hoax sangat canggih dalam bekerja.
Satu menit saja luput dari blokiran, langsung tersebar luas dan viral. Namun melalui sistem yang dimiliki saat ini, pemerintah bisa mendeteksi siapa penyebar berita hoax pertama dan melakukan pemblokiran jika ada laporan yang masuk ke pihaknya.
“Untuk memblokir akun itu ada mekanismenya, harus ada laporan dari masyarakat. Untuk itu, silahkan masyarakat jika mendapat informasi yang tidak jelas, isinya caci maki, silahkan adukan ke konten aduan di website Kemenkominfo,” ujar Niken.
Melalui kegiatan ini, Niken juga berpesan agar anak-anak muda ikut berpartisipasi aktif dalam Pemilu sebagai pemilih yang cerdas.
Anak-anak muda diharapkan bisa memahami bahwa kegiatan Pemilu merupakan agenda yang positif dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.
“Kami harapkan masyarakat khususnya anak muda bisa memahami Pemilu sebagai sebuah kegiatan yang menggembirakan, yang asyik, karena ini adalah pesta demokrasi,” ujarnya.
Sementara bintang tamu dalam kegiatan ini, Igor Saykoji juga memiliki pesan khusus bagi anak-anak muda agar menjadi pemilih cerdas dalam Pemilu Serentak 2019.
Menurut Igor, pemilih muda atau pemilih pemula sepatutnya identik dengan pemilih cerdas, karena anak muda saat ini bisa mencari tahu informasi, mencerna informasi, menakar setiap calon-calon legislative maupun Presiden.
“Kuncinya adalah untuk menjadi pemilih yang cerdas, anak muda harus aware dengan politik. Kalau kita kepengin Indonesia jadi lebih baik, kalua care dengan Indonesia, kita harus optimis, jangan apatis. Ayo memilih (Pemilu 2019), karena masa depan Indonesia ada di tangan kita semua,” ujar Igor.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berorasi, AHY Beber Kekhawatiran soal Masa Depan Partai di Indonesia
Redaktur & Reporter : Yessy