Jelang Pemilu, Independensi Media Dinilai Sulit Dijaga

Kamis, 05 Desember 2013 – 21:37 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Guru Besar Fakultas Komunikasi Universitas Persada Nusantara, Jakarta, Profesor Anwar Arifin mengatakan menjelang Pemilu legislatif dan Pemilu presiden 2014, persaingan antara partai politik dan figur calon presiden kian sengit.

Peristiwa tersebut menurut Anwar, hendaknya bisa dimanfaatkan oleh media massa untuk melakukan pendidikan politik dan demokrasi serta proses suksesi kepemimpinan nasional kepada rakyat Indonesia.

BACA JUGA: KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Dua Kader Demokrat

"Pemilu legislatif dan Pemilu presiden merupakan momen politik penting. Media mestinya menjadikan momen ini sebagai wadah pendidikan politik bagi rakyat," kata Anwar Arifin, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (5/12), menyikapi adanya sejumlah media massa elektronik yang terindikasi menyimpang dari fungsinya mendidik masyarakat.

Untuk menjalankan fungsi pendidikan tersebut lanjutnya, media massa harus profesional dan berimbang dalam menyajikan berbagai peristiwa politik. "Media jangan menjadi agenda setter yang tidak berdasarkan fakta dan selalu mengindahkan kode etik jurnalistik sebagai pandu dalam kerja-kerja jurnalistik," harapnya.

BACA JUGA: Bukan Bom, Hanya Mainan

Dijelaskannya, media karena kepentingan tertentu bisa saja jadi agenda setter dengan cara merekayasa opini. "Tetapi agenda setter-nya yang benar, yang berdasarkan fakta. Karena itu, profesionalisme menjadi kunci dalam menghadapi situasi politik yang penuh persaingan ini,” ujar Anwar Arifin.

Menurut Anwar Arifin, salah satu konsep pers libertarian selalu kritis kepada penguasa sebagai kontrol sosial. "Tetapi fungsi kontrol media jangan sampai mendiskreditkan pihak tertentu, apalagi tanpa bukti atau data yang kuat,” ujar Anwar Arifin.

BACA JUGA: Tolak Duet Rhoma-Jokowi, PKB Anggap PDIP Angkuh

Sementara, pakar komunikasi politik dari Universitas Mercu Buana Jakarta, Heri Budianto, mengatakan pers harus menjaga integritas dan kode etik yang telah disepakati. Menurut Heri, dalam situasi politik seperti sekarang ini, memang sulit menjaga independensi pers jelang Pemilu 2014, sebab nyaris semua pemilik media bertarung dalam kontestasi politik 2014. Kepentingan pemilik media, tentu tidak bisa dilepaskan dari itu.

"Namun kepentingan profesionalitas dan motif idealisme para jurnalis harus tetap dikedepankan dan hingga kini dalam kenyataannya masih banyak media yang bekerja secara profesional," ujar Heri Budianto. (fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Tentukan Capres Usai Pileg


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler