Salah satu keluarga jamaah yang enggan disebutkan namanya menceritakan, pihak keluarga diberangkatkan melalui lembaga jasa umroh Saffa Tour and Travel yang berkantor di Talun. Sejak awal, pemberangkatan sudah ditunda sebanyak tiga kali.
“Rencana awal, berangkat tanggal 25 Februari, lalu diundur tanggal 28 Februari. Ternyata nggak jadi lagi. Katanya berangkatnya tanggal 1, eh ternyata diundur lagi. Baru tanggal 3 Maret berangkatnya. Katanya baru dapat pesawatnya,” bebernya.
Saat awal berangkat, lanjutnya, jamaah menggunakan pesawat Mandala, lalu turun di Malaysia. Kemudian pemberangkatan dilanjutkan dengan menggunakan pesawat ke Saudi Arabia. “Berangkat ke sana (Saudi Arabia, red) lewat Malaysia,” lanjutnya.
Perjalanan umroh di Saudi Arabia memang berjalan lancar. Namun yang membuat sumber koran ini kecewa adalah pelayanan saat perjalanan pulang. Saat terbang dari Saudi Arabia tanggal 15 Maret lalu menuju bandara di Malaysia, memang tidak ada kendala. Namun ternyata jamaah justru tidak bisa langsung pulang ke tanah air, lantaran penyedia jasa tersebut kehabisan dana untuk memulangkan jamaah. Alhasil, ketujuh jamaah yang kala itu satu rombongan harus bermalam di bandara setempat.
“Jamaah hanya tidur beralaskan sajadah, sementara kondisi satu rombongan mayoritas orang tua semua. Kata pendampingnya, mereka kekurangan biaya untuk pesawat terbang jadi berhenti di Malaysia. Padahal masing-masing kita sudah setor Rp17,5 juta ke penyedia. Masa sih mereka kekurangan biaya" Jujur saya sangat kecewa dengan pelayanan tersebut,” ujarnya.
Untuk memulangkan jamaah tersebut, sang penyedia jasa akhirnya meminjam uang pada salah satu keluarga jamaah sebesar Rp5 juta untuk membeli tiket pesawat ke tanah air.
“Jelas saya tidak puas, sangat kecewa karena keluarga saya akhirnya ditelantarkan di Malaysia dan harus bermalam di Bandara. Padahal katanya menginap di hotel transit di Malaysia,” bebernya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi ke kantornya, dijelaskan admin Saffa Tour, pimpinannya sedang ada urusan di Singapura dan baru akan pulang hari ini (18/3) atau besok (19/3). Dirinya pun enggan memberikan kejelasan terkait masalah tersebut. “Coba mbak nanti ke bos saya saja, hal yang seperti ini kan harus pimpinan saya yang menjelaskan,” tukasnya.
Apakah tidak ada perwakilannya? Diakuinya, kedua pimpinannya sedang berada di Singapura. “Dua-duanya di Singapura. Kalaupun sekarang saya kasih kontaknya juga tidak akan bisa dihubungi,” tuturnya. (kmg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Pramuka Tewas Tenggelam di Dam
Redaktur : Tim Redaksi