Jembatan Rusak Parah, Warga Gunakan Rakit

Rabu, 16 Oktober 2013 – 09:44 WIB

jpnn.com - PASBAR--Ribuan warga Nagari Batahan, Kecamatan Ranahbatahan, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) kembali terisolir. Satu-satunya jembatan yang menghubungkan lima jorong di kawasan itu rusak parah setahun terakhir.

Saat ini, bagi warga yang ingin melintas terpaksa menggunakan rakit sebagai alat transportasi sungai. Tantangannya, warga bisa tenggelam dan hanyut jika sungai meluap. Warga berharap pembangunan satu unit jembatan sepanjang 60 meter di kejorongan mereka segera dilakukan.

BACA JUGA: Berjam-jam Antri Demi Daging Kurban

Kepala Jorong Tanjunglarangan, Sugito mengungkapkan, sebenarnya jembatan ini rusak dan tidak bisa dimanfaatkan lagi akibat bencana banjir setahun lalu. Ketika itu, jembatan ini putus dihantam air, dan satu unit mobil terjatuh. Memang tidak sampai jatuh korban jiwa, tapi aktivitas sehari-hari ribuan warga menjadi terganggu karena harus menggunakan rakit untuk menyeberang. Jembatan itu hingga kini belum kunjung diperbaiki pemerintah.

"Warga saya termasuk yang mengeluh belum ada realisasi perbaikan jembatan ini. Padahal, warga berharap agar pembangunan ini segera direalisasikan, karena asas manfaatnya cukup tinggi untuk meningkatkan perekonomian warga," kata Sugito.

BACA JUGA: Sapi Kurban di Polres dan Kejaksaan Mengandung Cacing Hati

Selain di kejorongannya, juga ada empat kejorongan lagi yang memanfaatkan jembatan tersebut. Seperti Jorong Silimudik, Paramansawah, Tamingulu dan Jorong Tamingtengah, Kenagarian Batahan Kecamatan Ranahbatahan. Akibat peristiwa ini warga terpaksa menggunakan getek/rakit. Namun, jasa rakit ini sekali tarik harus bayar Rp 10 pulang pergi (PP).

Jembatan itu merupakan bagian urat nadi perekonomian warga, karena 5 wilayah jorong itu berada di seberang Nagari Batahan, Kecamatan Ranbahbatahan yang dipisahkan Sungai Batahan. Selain itu ia mengaku miris, ketika melihat aktivitas pulang pergi anak-anak sekolah, serta aktivitas lainnya menuju luar wilayah 5 kejorongan tersebut.

BACA JUGA: Perhutani Salurkan Air Bersih untuk Warga

Satu-satunya jembatan penghubung 5 wilayah kejorongan itu, yakni jembatan yang putus ini. Akibat tidak ada pilihan lain, bagi warga yang ingin ke luar dari lima wilayah kejorongan ini, terpaksa menggunakan getek tadi. Sebelumnya, pascabanjir besar setahun lalu, Pemkab Pasbar melalui dinas terkait telah memberikan harapan pada 5 warga  kejorongan. Tapi, hingga kini belum ada realisasi jembatan tersebut akan dibangun lagi.

Salah satu warga Batahan, Ramadhan, 26, menyampaikan, saat ini warga sangat mengharapkan pembangunan jembatan itu dipercepat realisasinya. Karena jika dananya diambil dari Anggaran Dana Nagari (ADN) Rp 1 miliar tidak mungkin diambil, begitu juga dari PNPM-MP. Jika persoalan ini tidak digubris atau tidak ada tindakan, dikhawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena getek yang dimanfaatkan warga untuk melewati sungai itu sewaktu-waktu bisa dihanyutkan arus sungai, atau air bah yang datang secara tiba-tiba.

"Kita juga ingin agar tidak ada peristiwa yang jadi korban akibat menggunakan rakit ini. Apalagi saat ini sudah mulai datang musim hujan, tentu air bah bisa datang kapan saja, dan masyarakat jadi terancam kalau ingin melintas jembatan ini," kata Ramadhan.

Agar tidak ada peristiwa yang tidak diinginkan, warga melakukan pengawasan keselamatan warga yang menggunakan getek saat melintasi sungai itu. Ide cemerlang ini dilakukan pihak kejorongan bekerja sama dengan warga setempat untuk melakukan pengawasan rutin. Hal itu dilakukan seiring dengan curah hujan saat kurang bersahabat.   

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Pasbar, Reflin ketika ingin dikonfirmasi melalui via selulernya belum berhasil. Karena ketika dihubungi beberapa kali ponselnya tidak aktif.

Jembatan rusak tak hanya terdapat di Pasaman Barat. Jembatan yang menghubungkan kecamatan Bayang dengan kecamatan IV Jurai Pessel di Gurun Panjang kondisinya juga sangat memprihatinkan dan mengancam penguna jembatan yang melaluinya.

Pantauan Padang Ekspres, lantainya sudah lapuk dimakan usia dan beberapa bagian lantainya sudah patah. Akibatnya, sering terjadi kecelakaan akibat terjebak lobang yang menganga di jembatan tersebut. Perbaikan jembatan tersebut nampaknya terabaikan oleh pemerintah, padahal jembatan tersebut padat dilalui oleh lalulintas dalam memperpendek jarak tempuh menuju Painan, terbukti kerusakan sudah berlangsung lama sejak beberapa tahun lalu sampai kini belum diperbaiki.

Salah seorang warga, Muslim 45 mengungkapkan, masyarakat sangat mengharapkan pemerintah memperbaiki kerusakan jembatan tersebut. "Saat ini pondasinya sudah terkikis arus Batang Lumpo dan mengalami penurunan sekitar 1 meter. Kita khawatir jembatannya ambruk, dan dapat  menimbulkan  kerugian korban jiwa," ungkapnya.

Camat Bayang, Alfis Basyir mengakui, pihaknya telah mengusulkan agar jembatan itu diperbaiki. (roy/n)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Cacing Hati di Sapi Kurban


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler