jpnn.com, TIMIKA - Jenazah Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal tiba di Bandara Internasional Mozes Kilangin, Timika ibu kota Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (23/5) sekitar pukul 13.00 WIT.
Isak tangis warga pecah tatkala pesawat yang membawa jenazah mantan Bupati Mimika dua periode itu menyentuh landasan pacu bandara tersebut.
BACA JUGA: Kalimat Menyentuh Menko PMK Saat Melepas Jenazah Wagub Klemen ke Papua
“Warga menangis saat pesawat mulai muncul dan mendarat. Mereka malah nekad memasuki gerbang masuk bandara untuk melihat dari dekat peti jenazah. Namun, aparat keamanan mengadang warga agar prosesi penjemputan jenazah berlangsung lancar,” ujar Herlina Murib, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Daerah Pemilihan Papua dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (23/5) siang.
Herlina Murib, senator perempuan asal Papua dua periode ini mengatakan warga sempat bersikukuh hendak masuk ke dalam areal bandara karena mereka sangat rindu melihat dari dekat peti jenazah Klemen Tinal, tokoh masyarakat yang juga mantan Bupati Mimika yang memimpin kabupaten itu selama dua periode. Jenazah dibawa ke Pendopo Rumah Negara Pemkab Mimika untuk disemayamkan di sana.
BACA JUGA: Berita Duka, Wagub Papua Klemen Tinal Meninggal Dunia, Airlangga Berbelasungkawa
“Niat warga tak kesampaian karena diadang petugas keamanan. Setiba di bandara jenazah Pak Wakil Gubernur Klemen Tinal harus diterima secara kedinasan untuk selanjutnya dibawa ke Pendopo Rumah Negara Pemkab Mimika, Pak Eltinus Omaleng untuk diterima dengan upacara kedinasan, Di Pendopo Rumah Negara, kerabat almarhum dan warga dari berbagai daerah di Indonesia yang tinggal di Timika memberikan penghormatan terakhir,” lanjut Herlina.
Tenaga Ahli anggota DPD RI asal Papua Eka Yeimo mengemukakan antusiasme masyarakat berkumpul baik di bandara Mozes Kilangin maupun di rumah jabatan Bupati Mimika melihat dari dekat menggambarkan Klemen Tinal bukan sekadar milik orang Beoga dan suku Dani, kampung asal almahrum Klemen Tinal.
BACA JUGA: Berita Duka: Wagub Papua Klemen Tinal Meninggal Dunia di Jakarta
Namun, Klemen Tinal adalah pemimpin milik semua suku seluruh nusantara yang menetap di Papua, terutama di Mimika.
“Almarhum (Klemen Tinal, red) itu sudah menjadi milik semua dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote. Saat jenazah tiba semua orang menyambut dengan isak tangis,” ujar Eka Yeimo, warga asli Papua lulusan Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Menurut Eka, masyarakat sungguh kehilangan pemimpin dan orang yang dikasihinya. Almahrum semasa hidup dikenal sebagai pribadi yang berbaur di tengah masyarakat, mendengar apa kegelisahaan yang dirasakan warga.
“Saat peti jenazah diletakkan di Pendopo Rumah Negara Pemkab Mimika pihak petugas sampai mengingatkan warga yang sudah melihat peti jenazah dari dekat segera bergeser agar memberikan kesempatan kepada warga lainnya. Suasana sangat mengharukan karena warga sungguh merasa kehilangan seorang tokoh dari kampung yang mengabdi bangsa dan negara mulai dari daerah hingga dipercaya mengemban tugas lainnya di tingkat nasional dalam berbagai penugasan,” kata Eka Yeimo.
Kepala SMA Negeri Sentra Pendidikan Timika Yohanes Napan Labaona juga merasa sangat sedih kehilangan sosok Wakil Gubernur Klemen Tinal. Klemen di mata Labaona adalah tokoh besar bidang pendidikan yang sangat concern dengan pendidikan bagi generasi muda tanah Papua, terutama di Mimika dan Indonesia selama mengemban tugas di Mimika dan Papua.
Napan, guru kelahiran Desa Atawai, Nagawutun, Lembata, NTT mengatakan Klemen Tinal itu sungguh pemimpin yang merakyat. Rumah-rumah ibadah dan sekolah-sekolah beliau selalu bantu merampungkan pembangunan fisiknya.
“Karena Paitua (Bapak, red) Klemen, guru-guru di Mimika sejahtera. Guru-guru yang mengabdi di pedalaman Mimika, mereka menjadi betah karena kebijakan tunjangan fungsional para guru berdasarkan jarak tempat tugas dari kota Timika,” ujar Napan.
“Guru-guru yang mengabdi di pedalaman, tunjangannya lebih mahal dibanding yang mengabdi di kota. Jadi, para guru yang mengabdi di pedalaman senang sekali dan betah karena kebijakan paitua Klemen membayar tunjangan mereka,” kata Napan Labaona, guru lulusan FKIP Universitas Flores, Ende.
Napan menjelaskan pendidikan menjadi sentra perhatian Klemen dan dilanjutkan Bupati Eltinus Omaleng. Baik Almahrum Klemen dan Eltinus sungguh mencintai masa depan pendidikan anak-anak asli dan anak-anak lainnya di wilayah Mimika.
“Kami sungguh kehilangan paitua Klemen. Almahrum meninggalkan legasi, warisan berharga bagi warga di lereng gunung Nemangkawi,” ujar Napan.
Wagub Klemen Tinal lahir di kampung Beoga, Mimika, Papua, 23 Agustus 1970. Menikah dengan Yolanda Tinal, mereka dikaruniai tiga anak, yakni Lidia Natalia Tinal, William Tinal, dan Daud Salomon Tinal.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich