Jenderal Andika Dorong Prajurit TNI Ikut Pendidikan Dokter Spesialis

Kamis, 10 Februari 2022 – 23:56 WIB

jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mendorong prajurit maupun pegawai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengambil pendidikan dokter spesialis.

Dia ingin perlu adanya terobosan untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di Indonesia.

BACA JUGA: Konon Jenderal Andika Layak Jadi Capres 2024

"Saya ingin data tentang dokter spesialis yang ada di masing-masing angkatan (matra)," ujar Jenderal Andika saat rapat terbatas bersama jajarannya di Pusat Kesehatan TNI seperti dilansir dari Antara.

Jenderal Andika berharap para prajurit dan ASN tersebut dapat memanfaatkan kerja sama pendidikan dokter spesialis antara Universitas Airlangga dan TNI yang diresmikan pekan lalu.

BACA JUGA: Panglima TNI Jenderal Andika Luncurkan Military CSIRT

“Kita harus memenuhi dulu (jumlah dokter spesialis), kalau tidak kita terseok-seok. Oleh karena itu, mumpung ada ide yang sangat kreatif dari Universitas Airlangga untuk menambah, mempercepat pendidikan dokter spesialis,” mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.

Dalam pertemuan itu, Panglima TNI meminta jajarannya menentukan rumah sakit yang akan ditunjuk untuk menampung para mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

BACA JUGA: Jenderal Andika Bahas Agenda Penting dengan Atase Pertahanan Australia

“Tugas berikutnya RS mana di masing-masing angkatan yang kemudian bisa dijadikan tempat pendidikan. Maksudnya, pendidikan di Universitas Airlangga, tetapi praktiknya nanti dititipkan kepada RS, RS, ya RS kita,” kata Panglima.

Jenderal Andika juga menegaskan kerja sama antara TNI dan Universitas Airlangga tidak sampai menyediakan beasiswa.

“Kami hanya mempermudah ini, memang tidak sampai dengan penyiapan beasiswa, tetapi dengan mempermudah seperti ini untuk dokter umum diterima mahasiswa PPDS lebih tinggi akhirnya. Saya rasa itu juga sudah sangat membantu,” paparnya.

Panglima TNI di Surabaya pada Jumat (4/2) lalu menghadiri penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pendidikan dokter spesialis antara Universitas Airlangga dan TNI.

Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohammad Nasih pada acara itu menyampaikan Indonesia masih kekurangan dokter umum dan dokter spesialis sehingga kesenjangan atau disparitas pelayanan kesehatan antardaerah masih terjadi.

Dia menyebut Indonesia sejauh ini memiliki sekitar 41 ribu dokter spesialis dan 145 ribu dokter umum.

Namun jumlah itu belum memadai, karena satu orang dokter spesialis masih harus melayani lebih dari 6 ribu orang. (antara/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler