Jenderal Dudung: Salah Masih Bagus, Daripada tidak Berani Sama Sekali   

Rabu, 09 Februari 2022 – 19:36 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Foto/dok: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyatakan gaya kepemimpinan strategis dalam membangun green human resource management harus memiliki 6D. Lalu, apa 6D yang dimaksud Jenderal Dudung? 

"Dihormati, diidolakan, dikagumi, dicintai, diidamkan dan diharapkan," kata Jenderal Dudung saat memberikan kuliah umum di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Cimahi, Rabu (9/2), secara tatap muka dan daring. 

BACA JUGA: Jenderal Dudung: Sekali Menjadi TNI akan Terus Mengabdi Selamanya

Mantan Pangkostrad itu menjelaskan, D pertama ialah pemimpin itu harus dihormati.

Dia menegaskan pemimpin yang dihormati ialah yang berani mengambil keputusan.

BACA JUGA: Menhan Prabowo: TNI AD akan Makin Kuat di Bawah Kepemimpinan Jenderal Dudung 

Sebab, pemimpin itu menunjukkan setiap langkahnya, memberikan keteladanan yang baik sehingga dapat mengembangkan organisasi itu dengan hal positif.

“Pemimpin itu berani mengambil keputusan. Kalau keputusan itu benar berarti bagus, tetapi kalau salah, masih bagus daripada tidak berani sama sekali,” ujar dia. 

BACA JUGA: Jenderal Dudung Singgung Habib Rizieq dan Bahar Smith, PA 212 Membalas, Keras!

Kedua, pemimpin itu harus yang diidolakan. 

Dia menjelaskan pemimpin yang diidolakan itu karena memiliki kepiawaian, dan tidak memberi contoh tak baik. 

“Sekecil apa pun kebaikan yang dilakukan akan menjadi riak kebaikan yang tidak pernah berujung, tetapi sekecil apa pun keburukan dan kejelekan yang dilakukan, itu akan menjadi warisan kejelekan berikutnya yang akan datang kepada kita,” paparnya.

Ketiga, pemimpin itu harus sosok yang dikagumi. 

Artinya, kehadiran seorang pemimpin sangat dinanti-nantikan oleh anggotanya. 

“Sehingga apa yang terjadi kepada diri kita adalah gambaran apa yang kita lakukan dan perbuat kepada orang lain,” paparnya. 

Keempat, kata Jenderal Dudung, pemimpin yang dicintai.

Pemimpin yang baik itu memimpin dengan hati, rasa kasih sayang, dan lembut kepada anggota.

Dia mengingatkan jangan terlalu banyak berdialog dan berdiskusi untuk kepentingan bangsa dan negara, tetapi lakukan.

“Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dicintai anak buahnya, tetapi lebih hebat lagi kalau pemimpin itu yang mencintai anak buahnya,” tuturnya. 

Kelima, pemimpin itu harus diidamkan.

Artinya, kehadiran pemimpin itu selalu dinanti, dan menjadi penyejuk dalam setiap situasi. 

“Pemimpin yang mengakar pada kehidupan prajurit, karena dia sadar darimana dia berasal,” jelas mantan Pangdam Jaya ini.

Keenam, pemimpin yang diharapkan.

Artinya, kata Jenderal Dudung, keberhasilan para pemimpin dalam menggerakkan roda organisasi melalui keputusan yang diambil tidak terlepas dari sikap anggota atau bawahan terhadap keputusan tersebut. 

“Pemimpin itu harus mempunyai empat ciri utama, dia harus punya imajinasi, inovasi, visi dan misi, dan dia harus punya cita-cita dan harapan. Kalau tidak punya ini semua, maka jadi pemimpin itu biasa-biasa saja,” ungkap Jenderal Dudung. 

Selain memberikan edukasi, Jenderal Dudung dalam kesempatan itu juga berpesan kepada seluruh peserta yang hadir agar selalu berbuat baik terhadap sesama. Dia mengingatkan jangan pernah menabur kebencian sedikitpun kepada orang lain.

“Orang yang bahagia belum tentu bermurah hati, tetapi saya belum melihat orang bermurah hati yang tidak bahagia, pasti dia bahagia,” kata KSAD Jenderal Dudung dalam siaran persnya. 

Rektor Unjani Hikmahanto Juwana dalam sambutannya menyampaikan tiga hal mendasar dalam rangka mengingkatkan eksistensi Unjani di bidang pendidikan. 

Pertama, Hikmahanto berharap lulusan Unjani mendapatkan prioritas untuk menjadi anggota TNI AD melalui jalur rekrutmen SEPA PK TNI. 

Kedua, Unjani bisa dijadikan tempat untuk mendidik prajurit TNI AD aktif guna meningkatkan kemampuan SDM di lingkungan TNI AD.

Ketiga, TNI AD bisa memberikan tempat kepada mahasiswa-mahasiswi Unjani untuk melakukan magang, sehingga apabila ada mahasiswa yang ingin menjadi TNI AD sudah terbiasa dengan lingkungan kerja di sana.

“Kami ingin mengejar ketertinggalan kami (Unjani) berdasarkan tiga hal tersebut. Kalau kami memiliki pembeda dengan universitas-universitas yang lain, kami yakin ke depan mampu bersaing dengan mereka,” kata Hikmahanto.  

Hadir dalam acara tersebut, di antaranya, Ketua pengurus Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP), Wadan Kodiklatad, Danpussenarmed Kodiklatad, Aspers Kasad, Kasdam III/Siliwangi, Forkopimda Kota Cimahi serta Civitas Academica Unjani. (boy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler