Demikian dikemukakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S.Pane, di Jakarta, Minggu (21/10). Hal ini terjadi, karena tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian menurun.
Perbuatan kurang menyenangkan oleh oknum kepolisian terus kembali terulang. Diantaranya seperti yang terjadi di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan. Pascabentrok mahasiswa dengan polisi, 10 mahasiswa ditahan. Bahkan tersiar kabar adanya pemerasan sebesar Rp10 juta yang dilakukan oknum polisi kepada para mahasiswa.
“Kasus bentrokan polisi dengan mahasiswa di Unpam ini, membuat jenderal-jenderal polisi yang ikut pilkada, akan makin sulit terpilih. Sikap anti pati publik melihat arogansi polisi, akan menjadi fakta yang akan mengecewakan para jenderal Polri itu di pilkada,” kata Neta.
Apalagi menurutnya, tindakan aparat yang cukup mengecewakan publik, juga terjadi di banyak tempat. Salah satunya seperti yang terjadi di Binjai, Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Dimana pascabentrok, aparat kepolisian mengerahkan pasukan besar-besaran dengan kendaraan roda dua, lengkap dengan senjata laras panjang, berkeliling berputar-putar di kota tersebut.
“Padahal bentroknya kan sudah berlalu sekitar seminggu lebih. Jadi seolah-olah masyarakat melihat tindakan tersebut sebagai wujud unjuk kekuatan,” katanya. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Ungguli Ical, Priyo Salip Akbar
Redaktur : Tim Redaksi