TOKYO--Jepang bergerak selangkah lebih dekat untuk menjalankan kembali reaktor nuklirnya pasca dihentikan akibat gempa beberapa tahun lalu. Empat perusahaan listrik telah mengajukan permohonan inspeksi keselamatan 10 PLTN yang telah berhenti beroperasi. Ini merupakan sinyal kuat kembalinya negara tersebut ke penggunaan tenaga nuklir hampir dua setengah tahun setelah bencana Fukushima.
Menurut dw.de (8/7), Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (NRA) mengatakan Hokkaido Electric Power Company, Kansai Eclectic Power, Shikoku Electric Power dan Kyushu Electric Power telah membuka kembali total 10 reaktornya. Namun para pejabat mengatakan proses inspeksi fasilitas untuk memastikan mereka memenuhi standar keamanan akan mengambil setidaknya enam bulan.
Belum ada jaminan mereka akan diizinkan membuka reaktor nuklirnya jika mereka sudah mendapatkan persetujuan NRA. Pasalnya, politisi di tingkat regional atau nasional memiliki kekuatan untuk memblokir pembukaan kembali setiap fasilitas PLTN.
Sebelumnya Tokyo Electric Power (Tepco) telah menahan diri mengajukan permohonan menghidupkan kembali reaktor Kashiwazaki Kariwa di fasilitasnya, mengingat suara minor dari kelompok oposisi kepada pemerintah setempat.
Lebih dari dua tahun setelah bencana Fukushima, pengawas nuklir Jepang telah menyetujui pedoman keselamatan baru. "Kami sedang mempertimbangkan mengirimkan aplikasi menghidupkan kembali reaktor PLTN, dan mencari kesepakatan dari masyarakat lokal," kata juru bicara TEPCO kepada kantor berita AFP.
Pemerintah Jepang dilaporkan tertarik menghidupkan kembali PLTN sebagai cara untuk mengurangi biaya bahan bakar, yang merupakan bagian dari rencana reformasi ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe.
"Adalah penting bahwa penilaian akan dilakukan secara ketat oleh Otoritas Regulasi Nuklir didasarkan pada standar baru. Ini adalah prasyarat bahwa masyarakat setempat setuju," kata Katsunobu Kato, wakil kepala sekretaris kabinet Jepang. (esy/jpnn)
Menurut dw.de (8/7), Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (NRA) mengatakan Hokkaido Electric Power Company, Kansai Eclectic Power, Shikoku Electric Power dan Kyushu Electric Power telah membuka kembali total 10 reaktornya. Namun para pejabat mengatakan proses inspeksi fasilitas untuk memastikan mereka memenuhi standar keamanan akan mengambil setidaknya enam bulan.
Belum ada jaminan mereka akan diizinkan membuka reaktor nuklirnya jika mereka sudah mendapatkan persetujuan NRA. Pasalnya, politisi di tingkat regional atau nasional memiliki kekuatan untuk memblokir pembukaan kembali setiap fasilitas PLTN.
Sebelumnya Tokyo Electric Power (Tepco) telah menahan diri mengajukan permohonan menghidupkan kembali reaktor Kashiwazaki Kariwa di fasilitasnya, mengingat suara minor dari kelompok oposisi kepada pemerintah setempat.
Lebih dari dua tahun setelah bencana Fukushima, pengawas nuklir Jepang telah menyetujui pedoman keselamatan baru. "Kami sedang mempertimbangkan mengirimkan aplikasi menghidupkan kembali reaktor PLTN, dan mencari kesepakatan dari masyarakat lokal," kata juru bicara TEPCO kepada kantor berita AFP.
Pemerintah Jepang dilaporkan tertarik menghidupkan kembali PLTN sebagai cara untuk mengurangi biaya bahan bakar, yang merupakan bagian dari rencana reformasi ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe.
"Adalah penting bahwa penilaian akan dilakukan secara ketat oleh Otoritas Regulasi Nuklir didasarkan pada standar baru. Ini adalah prasyarat bahwa masyarakat setempat setuju," kata Katsunobu Kato, wakil kepala sekretaris kabinet Jepang. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vietnam Segera Miliki Pesawat Militer Tanpa Awak
Redaktur : Tim Redaksi