Jepang Tawarkan Bantuan Bangun Jembatan

Kamis, 20 Desember 2012 – 10:16 WIB
PALEMBANG - Pembangunan Jembatan Musi 3 Palembang mendapat tawaran bantuan dana dari Departemen Perdagangan Pemerintah Jepang melalui Ministry of Economy, Trade and Industri (METI). Setelah berkoordinsi dan melakukan investigasi di lapangan sejak Oktober lalu, METI menyepakati lokasi pembangunan Musi 3 di Pulau Kemaro-Plaju.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan Umu Bina Marga (PUBM) Metropolis Palembang, Ahmad Tarunajaya menegaskan, kajian METI tersebut berdasarkan pengajuan Pemkot Palembang melalui Kementerian Perdagangan Jepang. Dari ajuan itu, METI membantu desain jembatan di Sungai Musi.

"Setelah koordinasi dengan Pemkot Palembang dan ahli lingkungan sekitar, diarahkan untuk mendesain Jembatan Musi 3 di Pulau Kemaro,” ungkap Taruna kepada wartawan usai paparan tim METI di Pemkot Palembang, Rabu (19/12).

Lanjut Taruna, panjang jembatan hasil studi Jepang lebih pendek dibandingkan dengan desain yang dibuat Direktorat Jenderal Bina Marga (Dirjen BM) Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. “Perbedaan ini, menjadikan pembangunan Jembatan Musi 3 versi Jepang lebih murah dibandingkan dengan Kementerian PU," katanya.

Hasil study METI, posisi Jembatan Musi 3 lurus membelah sungai sehingga panjang jembatan hanya 360 meter. Sedangkan desain jembatan yang dibuat pihak kementerian memiliki sudut kemiringan 45 derajat sehingga panjang jembatan mencapai 400-500 meter.

“Desain pihak kementerian menjauhi pagoda di Pulau Kemaro, sehingga ada sudut 45 derajat. Kalau dilihat dari rumus segitiga, jembatan itu lebih panjang. Sementara dari pihak METI mengambil garis lurus,” bebernya lagi.

Perbedaan panjang jembatan tersebut, lanjutnya, menjadikan desain jembatan versi METI Jepang lebih murah hingga 50 persen dari Kementerian PU RI. Dari METI, konstruksi pembangunan jembatan hingga membuat jalan baru tembus ke Bandara SMB (Sultan Mahmud Badaruddin)  II diperkirakan menelan dana Rp4 triliun.

“Kalau dari kementerian perkiraan dana sekitar Rp9 triliun. Besok (hari ini, red) desain jembatan METI akan ditindaklanjuti ke kementerian. Pihak METI Jepang sebenarnya siap membantu baik soft low maupun pendanaan. Syaratnya ada permintaan dari pemerintah Indonesia,” katanya lagi.

Menurut Taruna, perkiraan dana tersebut bisa menurun jika kapal besar menuju Pelabuhan Boom Baru dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) atau Tanjung Carak. Dengan begitu, ketinggian jembatan bisa sampai 10-20 meter dari muka air pasang.

“Jika kapal besar tetap bisa menuju Pelabuhan Boom Baru, maka ketinggian jembatan harus 50 meter dari air muka pasang. Titik kunci agar pembangunan jembatan ini lebih murah, maka TAA segera dituntaskan,” jelasnya.

Asisten II bidang ekonomi dan pembangunan Setda Kota Palembang, Taufik Sya’roni menambahkan, hasil laporan akhir METI Jepang berbeda dengan DED (Detail Engineering Desain) yang dibuat kementerian PU. "Dari segi konstruksi, METI menggunakan extrados karena dinilai murah dan kuat, sedangkan kementerian menggunakan cabel stayed bridge seperti yang digunakan pada Jembatan Suramadu. Sejauh ini belum ada jembatan yang menggunakan konstruksi extrados di Indonesia,” terangnya.

Meski demikian, pihaknya menyerahkan konstruksi ini kepada kementerian pusat. Sebab, proyek pembangunan jembatan merupakan pekerjaan dari kementerian. “Kita hanya membantu mengirimkan tim ahli untuk pembebasan lahan bersama Pemprov Sumsel. Pembebasan lahannya sudah, kalau sesuai planning awal, 2013 mulai pemancangan tiang jembatan,” jelasnya lagi.

Mengenai lokasi Jembatan, tidak mengalami perubahan. Dari Seberang Ulu, titik jembatan berada di Jalan Kapten Abdullah Plaju atau dekat PT Pertamina. Sementara, Seberang Ilir di Pulau Kemaro tembus ke Bandara SMB II. “Nanti ada jalan baru, dari Kalidoni bisa tembus ke airport (bandara),” jelasnya yang belum merinci panjang jalan.

Menurut Taufik keberadaan Jembatan Musi 3 diyakini bisa mengurai kemacetan di Palembang dan mengurangi beban Jembatan Ampera. Sebab, warga Plaju yang akan menuju Kalidoni, tidak lagi tertumpu pada satu jalur di Ampera yang menyebabkan kepadatan. “Kalau kita sebagaima pesan Wali Kota Eddy Santana, ingin jembatan ini cepat selesai, sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat,” kata dia. (cj9/ce3)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Bitung, Tarik 4 Investor Besar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler