JAKARTA - Jerman adalah negara yang istimewa untuk Sandhy Sondoro. Kalau dulu dia tidak memutuskan pergi ke Jerman, belum tentu dia akan menjadi seperti sekarang.
Hal itu diceritakan Sandhy seusai manggung di konser Jerin (Jerman Indonesia) yang diadakan Minggu malam (29/4) di Rolling Stone Cafe, Ampera, Jakarta Selatan.
"Jerman buat saya sangat istimewa. Mulai kurun waktu 1998 sampai sekarang, tanpa ada Jerman, enggak mungkin mental saya akan terbentuk seperti ini," kata penyanyi yang lahir di Jakarta, 12 Desember 1980 tersebut.
Kala itu penyanyi yang baru merilis album terbarunya, Find the Way, tersebut memutuskan untuk merantau ke Jerman. Di sana dia adalah minoritas. "Saya Asia dan minoritas. Itu yang membuat saya mendapat tekanan," lanjutnya.
Di sana Sandhy juga ngamen ke sana kemari. Karir musiknya sekarang ini dimulai dengan perjuangan keras. "Kalau misalnya saya di sini terus, enggak ke Jerman, mungkin ceritanya akan lain," imbuh dia. Karena itu, ketika diminta untuk menjadi bintang di konser Jerin ini, pelantun Malam Biru tersebut menanggapi positif. Bahkan, pada Juli nanti dia akan mengadakan tur tiga kota di Jerman.
"Semacam tur kecil gitu lah. Saya nggak mau langsung melakukan (tur) besar-besaran. Yang kecil saja dulu, tapi semoga kelak akan menjadi besar," ucapnya di atas panggung. Sandhy sendiri saat ini dikenal sebagai solois papan atas tanah air. Kualitas suara dan bermusiknya tidak hanya diakui di Indonesia, tapi juga di dunia. Ketika ditanya apa misinya dalam bermusik, Sandhy menjawab untuk membuat orang happy.
"Pepatah hidup saya sih simpel. Saya ingin membuat semua orang merasa happy. Semua orang, semua ras, semuanya," tegasnya. Dalam konser yang berlangsung selama sejam itu, Sandhy menyanyikan beberapa lagu miliknya dan juga lagu orang lain. Si awal konser, dia terlihat sedikit salah tingkah. Salah seorang penonton ada yang nyeletuk. "Grogi ya?" katanya. Sandhy pun menjawab, "Eh, grogi kan manusiawi."
Karena penonton konser tersebut banyak orang Jerman, dia pun beberapa kali berinteraksi di panggung menggunakan bahasa Jerman. Meski terkadang, dia harus mengucapkan bahasa Jerman pelan-pelan sambil berpikir. "Maklum, sudah lama nggak ngomong bahasa Jerman, lidahnya kaku nih," candanya. (jan/c14/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda di Dadaku Buat Netral Vakum Bikin Album
Redaktur : Tim Redaksi