Jika Hal Ini Dilakukan, PKS Yakin Harga BBM Indonesia Aman dari Gejolak

Senin, 22 Agustus 2022 – 15:53 WIB
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto meminta pemerintah tidak latah mewacanakan penyesuaian harga jual BBM, terutama jenis Pertalite. Foto: Humas DPR

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah serius merealisasikan target lifting minyak pada 2022-2023.

Menurutnya, hal itu penting agar pemerintah tidak terus menerus menaikkan harga BBM setiap harga minyak dunia meningkat.

BACA JUGA: Kenaikan Harga BBM Sedang Digodok, Bakal Jadi Berapa?

Mulyanto menuding target lifting minyak yang terus melorot ini menjadi biang keladi naiknya harga BBM akhir-akhir ini.

"Indonesia seharusnya dapat menggenjot lifting migas ini untuk mengurangi impor dan defisit transaksi perdagangan sektor migas sehingga dapat lebih mudah mengendalikan harga BBM di dalam negeri," ujar Mulyanto, Senin (22/8).

BACA JUGA: Konon BBM Bakal Naik Semua, Benarkah Pemerintah Enggak Punya Duit?

Di samping itu, dengan akuisisi blok rokan dari Chevron, praktis BUMN Pertamina menjadi operator dominan lebih dari 60 persen lifting, hulu migas secara nasional.

"Namun, target lifting migas terus melorot dari tahun ke tahun. Di samping realisasi tahunannya yang juga tidak mencapai seratus persen," kata Mulyanto.

BACA JUGA: Pertamina Patra Niaga Jamin Pasokan BBM Aman, Masyarakat Tak Perlu Khawatir

Di sisi lain, permintaan migas di dalam negeri tetap tumbuh sehingga Indonesia menjadi negara net importer migas.

"Jadi, ketika harga migas dunia naik, APBN menjadi tertekan. Dulu bersorak kalau harga migas dunia naik karena akan mendapat durian runtuh. Sekarang kalau harga migas naik, semua menjerit. Kenaikan harga minyak dunia, cenderung diiringi dengan kenaikan harga BBM di dalam negeri," ungkap Mulyanto.

Selain itu, secara nasional jumlah kilang minyak tidak bertambah sejak 40 tahun lalu.

Artinya, belum ada kilang baru untuk mengolah minyak secara domestik sehingga Indonesia minta tolong negara lain untuk mengolahkan minyak sendiri untuk keperluan domestik.

Lebih lanjut, asumsi makro lifting minya 2023 ditetapkan Presiden Jokowi sebesar 660 barel per hari (BPH) saat menyampaikan Pidato Pengantar APBN 2023, Selasa,16/8 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI.

"Target lifting minyak pada tahun 2022 dan tahun 2021, masing-masing sebesar 703 BPH dan 705 BPH. Terjadi penurunan yang signifikan," katanya.

Mulyanto mengatakan kebutuhan BBM yang terus meningkat dan lifting yang melorot ini maka praktis ketergantungan impor BBM akan semakin meningkat setiap tahunnya. 

"Ini semakin menguras APBN Indonesia ketika harga minyak dunia melejit seperti sekarang ini," tutup Mulyanto. (mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BBM   Harga BBM   PKS   Impor BBM   kilang minyak   migas  

Terpopuler