jpnn.com, JAKARTA - Jakarta International Stadium atau JIS kembali menjadi sorotan publik saat perhelatan Piala Dunia U-17 2023.
Stadion yang dibangun dengan dana fantastis Rp 4,5 triliun nyatanya banyak meninggalkan sejumlah pekerjaan rumah.
BACA JUGA: Atap Stadion Jadi Sorotan saat JIS Tergenang Air, Pengamat: Katanya Bisa Buka Tutup
Banjir dan kebocoran terjadi di beberapa sudut stadion. Tak hanya rumput, area di luar lapangan pun tergenang air.
Akibatnya banyak yang keluar stadion dengan menggulung celana akibat banjir yang melebihi semata kaki.
BACA JUGA: JIS Tergenang Banjir, Penonton Piala Dunia U-17 âNyekerâ Seusai Tonton Laga Inggris Vs Iran
Anggota DPRD DKI Anggara Wicitra Sastroamidjojo meminta agar stadion yang dibangun dengan uang rakyat yang tak sedikit itu diusut tuntas.
Sebab nyatanya, seusai dibangun pada era Gubernur Anies Baswedan, stadion ini meninggalkan banyak masalah. Puncaknya adalah banjir yang terjadi di dalam dan luar stadion.
BACA JUGA: Pastikan Listrik Andal pada Gelaran Piala Dunia U-17, PLN Hadirkan Digitalisasi Monitoring di JIS
"Untuk stadion yang menghabiskan biaya 4,5 triliun ternyata JIS tidak secanggih janjinya," ujar Anggara, Sabtu (25/11/2023).
Politikus muda ini turut menyinggung komentar NasDem yang justru menyalahkan PSSI atas banjir di JIS.
Padahal faktanya sejak awal memiliki banyak masalah. Mulai dari sistem buka tutup atap yang tak berjalan hingga area sekitar stadion yang ternyata banjir begitu hujan turun.
"Kalau NasDem mempermasalahkan banjir di lapangan JIS, berarti kritikan itu untuk Pak Anies dan pengelola stadion. Stadion itu di lengkapi teknologi buka tutup atap. Faktanya pekan lalu pun terjadi banjir di gate JIS karena sumbatan," ujar Anggara.
Oleh karena itu dia merasa Stadion JIS patut diusut tuntas. Sebab dana rakyat yang dikeluarkan untuk membangun stadion tak sedikit. Namun faktanya terjadi kebocoran dan banjir di sana sini.
Hal ini dinilai membuktikan adanya masalah besar di balik stadion JIS.
"Saat ini saya rasa kita harus fokus melakukan pembenahan daripada komentar yang tidak perlu," tegas Anggara.(dkk/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad