jpnn.com - JAKARTA -- Jusuf Kalla dikhawatirkan mendominasi pemerintahan jika menjadi wakil presiden nanti. Sebab, sikap dominan JK dinilai sudah terlihat saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada periode 2004-2009 lalu.
"Itu sudah terbukti," kata Direktur Eksekutif Indobarometer, M Qodari, di Jakarta Kamis (1/5).
BACA JUGA: Megawati dan Jokowi Jadi Bahan Tertawaan Demo Buruh
Menurutnya, JK lebih berperan aktif seakan menjadi orang nomor satu di pemeriksaan. Karenanya, Qodari menilai jika JK ingin diposisikan sebagai cawapres maka partai harus mempertimbangkan lebih jauh.
Memang, ia menjelaskan, dari sisi elektabilitas JK memang saat ini cukup baik sebagai cawapres. Namun jika melihat elektabilitasnya pada pilpres 2009 lalu, JK yang berpasangan dengan Wiranto berada di posisi paling bawah dengan 12 persen suara, jauh di bawah elektabilitas Mega dan Prabowo yang mencapai 26 persen.
BACA JUGA: SBY Penentu Munculnya Poros Keempat
Menurut dia, situasi politik sangat dinamis. "Perubahan konstelasi bisa saja terjadi dengan cepat. Yang paling penting saat ini adalah memilih figur yang pas," katanya. Menurutnya pula, capres dan cawapres tentu harus dapat bersinergi dengan baik untuk mendukung dan memperkuat sistem presidensil jika keduanya memimpin pemerintahan.
Sedangkan pengamat politik Konsep Indonesia Budiman, menyatakan akhir-akhir ini terjadi banyak penolakan terhadap JK untuk diusung menjadi cawapres. Penolakan ini didasari kepada rasa simpati kepada mantan wapres itu agar menjadi guru bangsa. "Kalau saya melihat, beliau adalah guru bangsa, penasihat bangsa ini. Jadi beliaulah yang menasihati presiden dan jajarannya," papar Budiman. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Jurnalis Ikut Unjuk Rasa untuk May Day
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hayono: Pemenang Konvensi Demokrat Belum Tentu jadi Capres
Redaktur : Tim Redaksi