jpnn.com, NEW YORK - Wakil Presiden Jusuf Kalla, memimpin delegasi pemerintah Indonesia pada Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dibuka Senin (24/9) di General Assembly Hall, New York, Amerika Serikat.
Rencananya, SMU PBB ke-73 yang dihadiri oleh para kepala negara di dunia ini, diawali dengan Nelson Mandela Peace Summit, yang berlangsung dari pagi hingga sore hari.
BACA JUGA: Setelah Anies, Kini Wapres Ikut Kepincut Wiro Sableng
Di forum tersebut banyak agenda yang akan dibahas di antaranya adalah masalah perdamaian, kesehatan, penyakit tidak menular, serta masalah perempuan.
"Itu berbagai masalah akan dilontarkan, karena banyak rapat-rapat tersendiri," terang Wapres JK dalam siaran pers Setwapres RI, Senin (24/9).
BACA JUGA: Wapres: Atlet Kita Luar Biasa
JK mengatakan khusus pada sesi debat akan menyampaikan terima kasih kepada negara-negara yang telah mendukung Indonesia sehingga terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman negara lain karena Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB," tuturnya.
BACA JUGA: JK Tinjau Sejumlah Pertandingan Asian Games di GBK
Sebelumnya dalam diskusi di Tuft University, Massachusettes, Boston, Jumat (21/9), JK memaparkan mengenai 'Menavigasi Gejolak' yakni pengalaman Indonesia yang mengupas masalah ekonomi global serta bagaimana menanganinya, hingga situasi ekonomi Tanah Air saat ini.
“Topik pidato adalah berbagi pengalaman Indonesia dalam menavigasi perekonomian Indonesia dalam masa-masa sulit,” paparnya.
Di hadapan para mahasiswa Fletcer dan Tuft University, JK mengatakan bahwa saat ini di kawasan dunia sedang menghadapi periode turbulensi yang datang tidak hanya dari pasar valuta asing, tetapi juga serangkaian bencana alam.
JK menuturkan bencana alam tersebut, mulai dari gempa bumi besar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan beberapa tempat lain di Indonesia.
Diikuti oleh serangkaian gempa bumi besar dan angin topan di Jepang. Serta beberapa hari lalu salah satu angin topan paling keras melanda Filipina, bagian Selatan Tiongkok, dan Taiwan.
“Bencana alam ini menyebabkan banyak korban, dan pada gilirannya akan menciptakan beban lain pada anggaran negara-negara tersebut, untuk alokasi bantuan dan rekonstruksi,” ujarnya.
Selain itu, Wapres JK juga mengungkapkan tentang gejolak melemahnya mata uang terhadap dolar AS, yang terjadi pada semua negara berkembang di seluruh dunia.
Akibatnya mengalami depresiasi yang tajam terhadap USF, di mana Argentina, Brasil, dan Turki, memimpin korps (mengalami depresiasi terbesar).
Sementara itu, Indonesia dan Filipina merupakan negara-negara lain yang juga rentan terdampak.
Perang dagang antara AS dan mitra dagangnya termasuk Tiongkok, penyesuaian moneter Fed, dan beberapa masalah domestik terkait dengan gejolak ini yang juga turut memicu turbulensi ekonomi.
“Ketegangan perdagangan itu menciptakan ketidakpastian, yang membuat kesulitan bagi pemain ekonomi untuk membuat keputusan,” ujar JK.
Tampak hadir menyambut kedatangan Wapres JK di Lobi Hotel Westin New York Grand Central tempatnya menginap yaitu Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi dan pejabat Perwakilan Tetap RI untuk New York. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wapres JK Terbang ke Lombok untuk Meninjau Dampak Gempa
Redaktur & Reporter : Boy