jpnn.com - BARCELONA - Kali ini, Johan Cruyff harus benar-benar menyerah. Peluit akhir hidupnya berbunyi. Kamis (25/3), legenda sepak bola asal Belanda itu menutup mata dalam usia 68 tahun akibat gerogotan kanker paru-paru.
"Johan Cruyff meninggal dengan tenang di Barcelona, dikelilingi oleh seluruh keluarga besarnya," bunyi pernyataan resmi dari situs resmi Cruyff, World of Johan Cruyff.
BACA JUGA: Hadeuh, Pertandingan Pra PON Ricuh Lagi
Kanker paru-paru itu diidap mantan mahabintang Ajax dan Barcelona tersebut selama setahun terakhir, Sosok yang menjadi inspirasi banyak pelatih dan pemain di dunia ini, sempat menjalani operasi bypass pada jantung. Operasi itu pula yang akhirnya membuat Cruyff berhenti merokok. Rokok mulai diakrabi Cruyff sejak masih aktif bermain pada 1970an.
"Bersama sepak bola, aku meraih banyak hal. Sementara dengan rokok, aku nyaris kehilangan semuanya,” ungkap Cruyff dalam sebuah video YouTube.
BACA JUGA: Koleksi 60 Gol, Barca Incar Penyerang Sevilla
Cruyff diakui, masuk dalam jajaran superelite para maestro alias pemain terhebat sepanjang masa bersama Pele, Franz Beckenbauer, Diego Maradona, atau Zinedine Zidane.
Tapi, David Winner dalam artikel bertajuk The Church of Cruyff di Bleacher Report secara khusus menyebut mantan kapten tim nasional Belanda itu sebagai tokoh sepak bola paling brilian sepanjang sejarah. Juga, paling berpengaruh.
BACA JUGA: MU Klaim Paling Depan Buru Wonderkid Feyenoord Ini
Dari tangannya lahir tim-tim yang memesona secara permainan. Juga, pemain-pemain hebat, dan gaya permainan yang diimani oleh berbagai pelatih dari beragam generasi. Mulai Arrigo Sacchi, arsitek The Dream Team AC Milan pada akhir 1980an sampai awal 1990an, sampai Pep Guardiola yang membuat Barcelona demikian digdaya.
Semasa aktif merumput, pemain yang menghabiskan sebagian besar karirnya di Ajax Amsterdam itu dikenal sebagai ”Si Kaki Pythagoras.” Julukan yang disematkan kepada Cruyff karena kejeniusannya.
Pencapaian yang membuatnya masuk ke dalam jajaran Hall of Fame sepak bola adalah sebuah sistem sepak bola bernama Total Voetbal. Sistem itu awalnya dikembangkan oleh Rinus Mitchel. Kemudian disempurnakan Cruyff ketika membesut Barcelona 1988. Muaranya, 11 gelar bagi klub berjuluk El Barca tersebut.
Guardiola, tak ragu menyebut Cruyff sebagai peletak batu ”Gereja Sepak Bola” modern. "Cruyff adalah orang yang selalu mengecat dan membentuk gereja tersebut. Tugas kami hanyalah mempertahankan, atau semakin menyempurnakannya,” kata Guardiola, seperti dikutip Winner dalam artikelnya.
Selamat jalan, maestro! (apu/ttg/adk/jpnn)
Taburan Prestasi Johan Cruyff
Nama lengkap: Hendrik Johannes Cruijff
Panggilan: Johan Cruyff
Tempat/tanggal lahir: Amsterdam/25 April 1947
Meninggal: Barcelona, 24 Maret 2016 (68 tahun)
Karier pemain:
- 1964–1973: Ajax Amsterdam (240 laga)
Prestasi: 8 Eredivisie, 5 Piala Belanda, 1 Piala Intertoto, 3 Piala Eropa (cikal bakal Liga Champions), 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Interkontinental
1973–1978: Barcelona (143 laga)
Prestasi: 1 La Liga, 1 Copa del Rey
1979–1980: Los Angeles Aztecs (23 laga)
1980–1981: Washington Diplomats (30 laga)
1981: Levante (10 laga)
1981–1983: Ajax Amsterdam (36 laga)
1983–1984: Feyenoord Rotterdam (33 laga)
Prestasi: 1 Eredivisie, 1 Piala Belanda
1966–1977: Timnas Belanda (48 laga)
Prestasi: Runner-up Piala Dunia 1974, Peringkat ke-3 Euro 1976
Karier pelatih:
1985–1988: Ajax Amsterdam
Prestasi: 2 Piala Belanda, 1 Piala Winners
1988–1996: Barcelona
Prestasi: 4 La Liga, 1 Copa del Rey, 3 Piala Super Spanyol, 1 Piala Eropa, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Winners
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guardiola Tukangi City, Inter Bajak Yaya
Redaktur : Tim Redaksi