jpnn.com, MANILA - Kerja sama perdagangan di kawasan negara-negara anggota IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand - Growth Triangle) memiliki potensi yang besar karena mencapai USD 416 milyar atau 18,3 persen dari total perdagangan ASEAN.
Potensi ini juga didukung oleh rata-rata pertumbuhan ekonomi dari 2010-2015 adalah 6,9 persen.
BACA JUGA: Jokowi-Duterte Resmikan Layanan Ro-Ro Davao-Bitung
"Ini juga merupakan angka yang cukup tinggi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di sela-sela mendampingi Presiden Joko Widodo ke Filipina, Minggu (30/4).
Sementara itu, total populasi di kawasan ini sekitar 81 juta penduduk atau sekitar 13 persen dari total populasi ASEAN.
"Dari segi labour force terdapat 38,3 juta yang berarti bahwa 12,2 persen dari total labour force ASEAN," tutur Retno.
BACA JUGA: Indonesia Serukan Stabilitas di Semenanjung Korea
Bila melihat kondisi alam dari kawasan ini, maka kerja sama yang bisa dikembangkan adalah di bidang perkebunan, terutama kelapa sawit.
Karenanya dalam pelaksanaan KTT IMT-GT di Filipina, Sabtu (29/4) kemarin, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kawasan ini memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan didukung oleh sektor perkebunan di antaranya kelapa sawit.
BACA JUGA: Oso: Kurang Apa Presiden Kita?
Retno juga menjelaskan bahwa akhir-akhir ini hasil kelapa sawit dari Indonesia menerima banyak sekali kampanye hitam.
"Contoh terakhir adalah resolusi parlemen Eropa mengenai kelapa sawit yang sangat diskriminatif. Antara Indonesia dan Malaysia kita sudah membentuk apa yang dinamakan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC)," ucap Retno.
Dalam KTT tersebut, Jokowi juga mengajak Thailand bergabung dengan Indonesia dan Malaysia di dalam konteks CPOPC dan bersama-sama untuk melawan kampanye hitam yang dilakukan berbagai pihak terhadap kelapa sawit.
"Apa yang disampaikan Presiden Jokowi didukung sepenuhnya PM Malaysia. Sebelumnya waktu di KTT ASEAN, PM Malaysia juga sudah sempat menyebut mengenai masalah perlunya kita untuk melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit," pungkas Retno.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Tidak Boleh Satu Negara Tertinggal
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam