JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah dua kali menjadi juru kampanye (jurkam) pilkada untuk dua pasang calon gubernur-cawagub dari PDIP di pilgub Jabar dan Sumut.
Namun, tak satu pun calon yang didukungnya berhasil memenangkan pilkada.
Fakta ini menimbulkan pertanyaaan mengenai efektivitas kepopuleran gubernur yang akrab disapa Jokowi itu dalam mendongkrak suara dua rekannya separtai itu.
Saat diminta tanggapannya mengenai hal ini, Jokowi enggan menjawab. Menurutnya, pertanyaan ini tidak tepat ditujukan padanya.
"Tanya kayak gitu ke surveyor, Jokowi itu tukang dongkrak ndak? Kalau tukang dongkrak berarti saya kernet," ujar Jokowi sambil bergurau saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (8/3).
Jokowi pun berpendapat bahwa jurkam hanya memiliki pengaruh kecil terhadap elektabilitas calon.
"Artinya memang yang utama itu figur itu sendiri. Kita ini ya bantu dikit-dikit, mungkin. Itu saja masih pakai mungkin," tandas politisi PDIP tersebut.
Seperti diketahui, popularitas Jokowi di kalangan masyarakat tengah memuncak. Berbagai survei menempatkan dirinya sebagai salah figur paling populer untuk maju pada pemilihan presiden 2014 mendatang.
Namun efek popolaritasnya tidak terlihat pada ajang pilkada. Hal ini paling tidak dapat dibuktikan dalam pilkada Jawa Barat (Jabar) dan pilkada Sumatera Utara (Sumut).
Pada pilkada Jabar, Jokowi gagal membawa pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki menjadi pemenang.
Sementara pada pilkada Sumut, pasangan Effendi Simbolon- Djumiran Abdi yang didukung Jokowi juga keok. (dil/jpnn)
Namun, tak satu pun calon yang didukungnya berhasil memenangkan pilkada.
Fakta ini menimbulkan pertanyaaan mengenai efektivitas kepopuleran gubernur yang akrab disapa Jokowi itu dalam mendongkrak suara dua rekannya separtai itu.
Saat diminta tanggapannya mengenai hal ini, Jokowi enggan menjawab. Menurutnya, pertanyaan ini tidak tepat ditujukan padanya.
"Tanya kayak gitu ke surveyor, Jokowi itu tukang dongkrak ndak? Kalau tukang dongkrak berarti saya kernet," ujar Jokowi sambil bergurau saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (8/3).
Jokowi pun berpendapat bahwa jurkam hanya memiliki pengaruh kecil terhadap elektabilitas calon.
"Artinya memang yang utama itu figur itu sendiri. Kita ini ya bantu dikit-dikit, mungkin. Itu saja masih pakai mungkin," tandas politisi PDIP tersebut.
Seperti diketahui, popularitas Jokowi di kalangan masyarakat tengah memuncak. Berbagai survei menempatkan dirinya sebagai salah figur paling populer untuk maju pada pemilihan presiden 2014 mendatang.
Namun efek popolaritasnya tidak terlihat pada ajang pilkada. Hal ini paling tidak dapat dibuktikan dalam pilkada Jawa Barat (Jabar) dan pilkada Sumatera Utara (Sumut).
Pada pilkada Jabar, Jokowi gagal membawa pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki menjadi pemenang.
Sementara pada pilkada Sumut, pasangan Effendi Simbolon- Djumiran Abdi yang didukung Jokowi juga keok. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Dorong KPU Ajukan Kasasi
Redaktur : Tim Redaksi