Jokowi atau Prabowo? AHY: Kanan Kiri Ok

Rabu, 13 Juni 2018 – 06:21 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) saat berkunjung ke Gedung Biru Kaltim Post, Selasa (12/6). Foto: ANGGI PRADITHA/KALTIM POST

jpnn.com, BALIKPAPAN - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belum menentukan sikap apakah akan maju sebagai calon presiden (capres) atau cawapres pada Pilpres 2019.

“Kita lihat nanti sajalah ya,” ujar AHY di ruang rapat Gedung Biru Kaltim Post Group, Balikpapan, Selasa (12/6).

BACA JUGA: Amien Rais Mau jadi Capres, Puan: Sudah Cukup Syaratnya?

AHY sudah dua hari lalu berada di Kaltim. Dalam lawatan ini, putra pertama mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini menyempatkan berkunjung ke ruang redaksi Kaltim Post dan studio Balikpapan Televisi di Gedung Biru Kaltim Post di Jalan Soekarno-Hatta Km 3,5 Balikpapan.

Suasana kunjungan ini begitu santai dan cair. Ia didampingi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kaltim-Kaltara, Ihwan Datu Adam beserta rombongan lainnya.

BACA JUGA: Reaksi Presiden Jokowi Jika Amien Rais Jadi Capres Lagi

AHY merasa kagum dengan limpahan sumber daya alam (SDA) Kaltim. Namun, mesti berimbang dan didukung dengan SDM.

“SDA Kaltim luar biasa, hanya belum diolah secara optimal. Harus ada kesinambungan dan perubahan ke arah lebih baik lagi,” ujarnya.

BACA JUGA: Respons Mbak Puan untuk Kritik Mas AHY soal Revolusi Mental

Dia berpesan kepada generasi muda sebagai pembawa perubahan. Tidak mudah terjerumus pada pemberitaan di media sosial, apalagi berita absurd tanpa sumber pasti yang berdampak memecah belah negara. Kehadiran tokoh agama di kancah politik pun diharapkan tidak menghadirkan isu-isu SARA.

“Media cetak, seperti Jawa Pos Group di mana pun berada selalu solid dan menyuarakan hal-hal yang patut dikonsumsi oleh masyarakat. Karena itu saya mengucapkan terima kasih karena terus memperjuangkan suara rakyat termasuk di Kaltim,” ujarnya.

Menjadi salah satu tokoh muda di bursa pilpres, AHY mengatakan terus mempersiapkan diri dan terjun langsung ke masyarakat. Menjaga elektabilitas sekaligus mengetahui kondisi dan permasalahan di masyarakat. Maju dalam pilpres, suami dari Annisa Pohan ini menuturkan situasi politik di Indonesia tidaklah mudah.

Terlebih, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI memutuskan, presidential threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen. Artinya, partai politik (parpol) dapat mengajukan calon presiden dan wakilnya jika memperoleh 20 kursi di DPR, atau 25 persen suara sah nasional.

Di mana, pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2019 mendatang digelar serentak. Sedangkan ambang batas yang digunakan berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2014. Ini membuat tiap partai politik mesti berkoalisi untuk mengusung pasangan capres maupun cawapres tahun depan.

“Tidak ada parpol yang bisa sendirian (mengusung pasangan capres/cawapres), karena basis suara tidak ada yang mencapai 20 persen. Demokrat saja 10 persen. Karena itu kami menolak PT hasil DPR, sebab suara yang digunakan pada 2014 lalu digunakan kembali, itu membunuh demokrasi,” ucap AHY.

Belum lagi hasrat masing-masing parpol yang menginginkan perwakilannya sebagai capres. Maka harus ada pertimbangan yang mesti diambil. Membagi persepsi dan kepentingan. Menyatukan visi dan misi. Maka hingga saat ini, dia belum menentukan pilihan.

Ketika diajak berandai-andai, apakah memilih Prabowo atau Jokowi, AHY tak mau menjawab secara gamblang. Hanya saja, dia menuturkan tiap calon memiliki kriteria dan kekuatan.

“Kanan kiri ok. Kami harus optimistis, tapi kini juga harus realistis,” jawab AHY, dengan senyum khas dan nada suara yang ramah. (lil/one/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Puan Ngebet Bertemu Prabowo, Isyarat Ulangi Koalisi?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler