Jokowi Bertemu Menteri Lingkungan Hidup Norwegia, Osco: Langkah Penting

Selasa, 04 Juni 2024 – 00:24 WIB
Kader Partai Demokrat Osco Olfriady Letunggamu merespons positif pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Erikson. Foto: source for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Kader Partai Demokrat Osco Olfriady Letunggamu merespons positif pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Erikson.

Dia menyebutkan Norwegia dikenal sebagai salah satu negara yang aktif dalam upaya perlindungan lingkungan dan pengurangan emisi karbon.

BACA JUGA: AHY Jadi Menteri ATR/BPN, Osco Yakin Urusan Sertifikat Tanah Elektronik Bakal Dikebut

Osco menjelaskan kerja sama antara Indonesia dan Norwegia dalam hal pendanaan untuk penurunan emisi dari defrorestasi dan degradasi hutan yang tertuang dalam kesepakatan REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) yang berakhir pada 2021.

Itu membuktikan pemutusan kerja sama tersebut tidak berpengaruh sama sekali terhadap komitmen Indonesia terhadap pemenuhan target pengurangan emisi. 

BACA JUGA: Osco Letunggamu: Publik Menilai Gibran Menguasai Panggung di Debat Cawapres

Pria yang juga pernah menjadi Ketua Umum Perhimpunan Alumni Jerman itu menilai pertemuan tersebut sebagai langkah positif dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan memberikan pemahaman serta persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminisasi Eropa terkait sawit Indonesia. 

"Pertemuan semacam ini menjadi penting karena membahas strategi dan kolaborasi antar-negara dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi lingkungan, " kata Osco, Senin (3/6). 

BACA JUGA: Osco Olfriady Lantik Pengurus Praka Sulut Pimpinan Hillary Brigitta Lasut

Pria yang memiliki keahlian di bidang emisi karbon itu menyebutkan Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon sejak 2020 hingga 2023, bahkan Indonesia berhasil melampaui target komitmen penurunan emisi karbon dari 2020 sebanyak 945 juta ton sampai pada 2022 sebesar 875 juta ton. 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar memperkirakan pada 2023 sebesar 810 juta ton.

Osco menilai Presiden Jokowi melakukan diplomasi politik hijau internasional yang sangat piawai dalam pertemuan ini karena berlangsung di hari libur.

Menurutnya, orang nomor satu di Indonesia itu ingin membuat Norwegia sebagai Mitra Politik Hijau yang strategis.

"Secara paralel Jokowi menyampaikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia mempunyai atensi yang sangat tinggi terhadap emisi karbon, tata kelola dana lingkungan hidup, dan niaga karbon kredit," lanjutnya.

"Kredit karbon menjadi instrumen penting dalam memfasilitasi transfer teknologi dan investasi ke sektor-sektor yang ramah lingkungan, serta memberikan insentif bagi negara-negara berkembang untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan," tutur Osco. 

Namun, lanjutnya, penting untuk memastikan bahwa kerja sama ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang adil dan transparan, serta memperhatikan kepentingan dan hak-hak masyarakat adat serta pelaku ekonomi lokal. 

Selain itu, perlu juga dipertimbangkan mekanisme pengawasan dan verifikasi yang kuat untuk memastikan bahwa proyek-proyek yang didukung benar-benar memberikan manfaat yang signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan.

Osco optimis bahwa kerja sama ini akan membawa dampak positif bagi kedua negara dan juga dunia secara keseluruhan.

"Secara keseluruhan, pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Menteri Eriksen merupakan langkah positif dalam memperkuat kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim," pungkas Osco. (mcr8/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditemani Komandan TKN Fanta, Osco Goyang Gemoy di Kelurahan Pejagalan


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler