Jokowi dan Kresna Si Ahli Strategi

Sabtu, 03 Agustus 2019 – 07:28 WIB
Presiden Jokowi menerima waynag Kresna dari dalang Ki Manteb Sudarsono. Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka

jpnn.com, JAKARTA - Pergelaran wayang kulit semalam suntuk berlangsung di Istana Merdeka, Jumat (2/8) malam. Dalangnya Ki Manteb Sudarsono dengan lakon yang dibawakan ialah Kresna Jumeneng Ratu atau Kresna menjadi raja.

Selepas salat magrib, halaman depan istana ramai didatangi pengunjung. Wayangan ini memang dibuka untuk umum. Selain undangan, warga juga bisa ikut menonton dari dekat. Pengunjung yang hadir tampak antusias. Sebagian duduk di kursi yang disediakan, sebagian lagi duduk lesehan di atas rumput. Ada juga yang menonton dari jalan raya. Panitia menyiapkan dua layar besar untuk warga yang ingin menonton dari luar. Panitia juga menyediakan kudapan ringan, seperti rebusan ubi dan kacang serta wedang ronde.

BACA JUGA: Ada Lindu di Barat Daya Pandeglang, Istana Heningkan Cipta Sebelum Gelar Wayang

BACA JUGA: Terus Monitor Gempa Banten, Jokowi Perintahkan Tim Bertindak Cepat

Sekitar pukul 19.45 WIB, setelah gempa, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana keluar dari istana. Jokowi mengenakan jaket bomber. Sebelum duduk di kursi, Jokowi menyalami penonton lebih dulu. Acara lalu dibuka dengan sambutan Mensesneg, Pratikno. Selanjutnya, ada penampilan Edo Kondologit dan penyanyi campursari, Didi Kempot.

BACA JUGA: Panik Gempa, Krisdayanti Nekat Turun dari Lantai 11

Setelah penampilan Didi, Jokowi naik ke atas panggung. Di sana, dia bertukar cendera mata. Jokowi tertawa saat menerima wayang tokoh Kresna dari Ki Manteb. Dia lalu mengacungkan dan sejenak memainkan wayang tersebut. Hadirin menyambut dengan tepuk tangan. Jokowi kembali duduk di kursinya, sementara Ki Manteb duduk di depan kelir. Wayangan pun dimulai.

Kresna Jumeneng Ratu berkisah tentang Narayana yang ingin memiliki kerajaan sendiri. Narayana adalah nama kecil Kresna. Cerita dimulai saat saudara Narayana, Baladewa, diangkat menjadi raja di negeri kelahiran mereka, Mandura. Dari sini, niat Narayana muncul. Dia lalu pergi ke daerah Dwarawati. Di sana, Narayana mengalahkan Prabu Narasingha yang berwujud raksasa. Narayana merebut kekuasaan negara Dwarawati karena dulunya daerah itu direbut Narasingha dari tangan Prabu Basudewa, ayah Narayana. Setelah menjadi raja, Narayana pun mendapat gelar Sri Kresna.

BACA JUGA: Kursi Wakil Ketua KPK Laode M Syarif Bergoyang

Karakter Narayana dalam pewayangan merupakan seorang raja yang sangat sakti dan bijaksana. Kresna juga ahli stretegi. Seniornya, seperti Resi Bhisma dan Dharna, sebelum perang Bharatayuda pernah mengatakan bahwa satu-satunya tokoh yang mereka takuti di pihak Pandawa adalah Sri Kresna. Hal ini merupakan sebuah tanda dari generasi tua terhadap kehebatan generasi mudanya. Sri Kresna pantas ditakuti karena semua orang sadar bahwa dia adalah titisan dari Batara Wisnu. Dalam mitologi, Batara Wisnu ini bisa dikatakan sebagai utusan dari Batara Shiwa pimpinan para Dewa.

Pengawat pewayangan, Sindung Tjahyadi, menyatakan ada persamaan antara Jokowi dan tokoh Kresna. Dia mengatakan, keduanya ahli strategi. “Dalam strategi, Pak Jokowi juaranya,” kata Sindung seperti dikutip dari RMCO.

Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari, ikut berkomentar. Dia menilai ada makna yang tersirat dalam lakon tersebut. Di antaranya, Jokowi ingin menunjukkan kepemimpinan yang tetap fokus pada kerja.

“Kresna titisan Wisnu, dewa yang memelihara kehidupan, atau membangun. Pak Jokowi menunjukkan kepemimpinan yang mengajak untuk kerja, kerja, kerja, membangun Indonesia Raya,” kata Eva.

Hal senada disampaikan politikus PDIP, Aria Bima. Dia bilang, lakon tersebut merepresentasikan seorang raja yang bijaksana dalam memerintah negara. Selain itu, sosok Kresna merupakan raja yang biasa memecahkan masalah dengan akal sehat. “Raja menolak pendekatan kekuasaan yang otoriter. Hal tersebut tercermin dalam diri Kresna,” kata Aria.

Menurut Aria, lakon Kresna Jumeneng Ratu memiliki makna di periode kedua, Jokowi bakal lebih mendengar aspirasi rakyat, memutuskan kebijakan dengan lugas dan demokratis demi kepentingan masyarakat. “Atau visioner partisipatif,” pungkasnya. (bcg/rmco)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepertinya Tak Mungkin PAN Ikut Pemerintahan, Ini Sebabnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler