jpnn.com, JAKARTA - Presiden RI Terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan rivalnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto telah bertemu. Dua tokoh itu juga mengimbau para pendukung masing-masing mengakhiri perseteruan, termasuk menghentikan penggunaan istilah cebong dan kampret.
Namun, perseteruan antarpendukung sepertinya belum juga mereda. Di media sosial masih ada saja yang meluapkan kekesalan dan belum bisa menerima pertemuan Jokowi dengan Prabowo.
BACA JUGA: Di Dekat Jokowi dan Prabowo, Prisia Nasution Grogi Sekaligus Bangga
Menurut pengamat politik Hendri Satrio, imbauan dari Jokowi maupun Prabowo sangat perlu. Hanya saja, belum tentu pendukung masing-masing mau menaatinya.
BACA JUGA: Jokowi Menang Lagi, Kakek 69 Tahun Bayar Nazar Jalan Kaki
BACA JUGA: Hendri Lihat Ada Indikasi Gerindra Mulai Ditinggal Pengikutnya
"Imbauan itu perlu, kalau enggak diimbau malah lebih salah lagi. Tetapi apakah dituruti, belum tentu," ujar Hendri kepada jpnn.com, Kamis (18/7).
Pengajar di Universitas Paramadina itu lantas memaparkan analisisnya tentang sebab pendukung Jokowi maupun Prabowo masing menggunakan istilah cebong dan kampret. Menurutnya, fakta menunjukkan banyak kelompok relawan tumbuh besar namun tidak resmi atau di luar kendali Jokowi maupun Prabowo.
BACA JUGA: Jokowi dan Prabowo Bakal Bertemu Lagi di Hambalang?
"Mereka terbentuk secara spontan. Nah, saya kira mereka ini susah untuk menghilangkan begitu saja istilah cebong - kampret," ucapnya.
BACA JUGA: Sikap Prabowo & Amien Rais ke Jokowi Berubah, Habib Rizieq Mulai Ditinggalkan?
Guna menghadapi kondisi yang ada, Hendri mengajak para petinggi partai politik maupun tokoh masyarakat aktif memberi contoh yang baik. Dengan demikian masyarakat lambat laun menyadari pertarungan politik bukan untuk saling dendam, melainkan demi memilih yang terbaik bagi kepentingan bersama.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Menang Lagi, Kakek 69 Tahun Bayar Nazar Jalan Kaki Singaraja - Denpasar
Redaktur & Reporter : Ken Girsang