JAKARTA -- Ratusan warga dari Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, mengadukan nasib mereka dan mendatangi rumah dinas Gubernur Joko Widodo Minggu (14/4), di Menteng, Jakarta Pusat. Warga ini mengadukan masalah "penggusuran" yang dialami terkait rencana pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Penggusuran tempo hari sudah meluluhlantakkan masa depan anak-anak kami. Sampai saat ini, kami tidak tahu harus bernaung di mana lagi," kata Koordinator Forum Perjuangan Warga Guntur, Ronald, kepada wartawan di depan rumah dinas Jokowi, Minggu (14/4)."Kita sebagai anak ingin ketemu ayah saja, yaitu Pak Jokowi," ujar Ronald.
Ia mengungkapkan, penggusuran itu menyebabkan mereka tak memiliki rumah dan tempat bernaung lagi. Termasuk memerhatikan kelanjutan nasib anak-anak mereka."Kami akan meminta untuk tinggal di Rumah Gubernur DKI Jakarta Jokowi saja," katanya.
Dia menegaskan, KPK tidak menghiraukan nasib mereka. Termasuk, nasib para anak-anak sekarang yang lagi sekolah dan ada yang akan melaksanakan ujian nasional. Pun demikian, lanjut dia, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berpihak pada nasib mereka.
Warga datang ini bertemu langsung dengan Jokowi, untuk membahas masalah itu. Sebelumnya, kata dia, warga sudah meminta Jokowi melihat langsung dan berharap agar permasalahan diselesaikan.
Seperti diketahui, lokasi ruamh yang mereka tempati adalah tanah milik negara (Kementerian Keuangan), dan sekarang dipinjam pakai oleh KPK untuk membangun Gedung KPK.
Sekitar 150 warga guntur sekarang sudah relokasi sementara ke Gedung Karang Taruna Kelurahan Guntur, sebelum dijanjikan pindah ke rumah susun (rusun) di daerah Penggilingan. Luas lahan ini adalah 8.492 meter persegi, sudah ditempati warga sejak 1997. Hingga kini, warga yang bertahan hanya 48 Kepala Keluarga atau 155 jiwa. (boy/jpnn)
"Penggusuran tempo hari sudah meluluhlantakkan masa depan anak-anak kami. Sampai saat ini, kami tidak tahu harus bernaung di mana lagi," kata Koordinator Forum Perjuangan Warga Guntur, Ronald, kepada wartawan di depan rumah dinas Jokowi, Minggu (14/4)."Kita sebagai anak ingin ketemu ayah saja, yaitu Pak Jokowi," ujar Ronald.
Ia mengungkapkan, penggusuran itu menyebabkan mereka tak memiliki rumah dan tempat bernaung lagi. Termasuk memerhatikan kelanjutan nasib anak-anak mereka."Kami akan meminta untuk tinggal di Rumah Gubernur DKI Jakarta Jokowi saja," katanya.
Dia menegaskan, KPK tidak menghiraukan nasib mereka. Termasuk, nasib para anak-anak sekarang yang lagi sekolah dan ada yang akan melaksanakan ujian nasional. Pun demikian, lanjut dia, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak berpihak pada nasib mereka.
Warga datang ini bertemu langsung dengan Jokowi, untuk membahas masalah itu. Sebelumnya, kata dia, warga sudah meminta Jokowi melihat langsung dan berharap agar permasalahan diselesaikan.
Seperti diketahui, lokasi ruamh yang mereka tempati adalah tanah milik negara (Kementerian Keuangan), dan sekarang dipinjam pakai oleh KPK untuk membangun Gedung KPK.
Sekitar 150 warga guntur sekarang sudah relokasi sementara ke Gedung Karang Taruna Kelurahan Guntur, sebelum dijanjikan pindah ke rumah susun (rusun) di daerah Penggilingan. Luas lahan ini adalah 8.492 meter persegi, sudah ditempati warga sejak 1997. Hingga kini, warga yang bertahan hanya 48 Kepala Keluarga atau 155 jiwa. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ranjau Paku Kembali Ancam Pengendara Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi