jpnn.com - JAKARTA - Revolusi mental yang dicita-citakan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diharapkan tercermin dalam kabinet pemerintahannya nanti.
Pasalnya, tanpa contoh di kabinet, revolusi mental tidak mungkin bisa menjadi inspirasi bagi bangsa.
BACA JUGA: Dahlan Sumbangkan Ribuan Buku ke Sekolah di Cianjur Selatan
Karena itu, pakar psikologi Politik UI Dewi Haroen mengatakan, kabinet Jokowi tidak boleh diisi oleh kalangan tua.
"Sebaiknya, revolusi mental itu diarahkan memperdalam penghayatan nilai-nilai Pancasila dan profesionalitas, bukan kaum tua" jelas Dewi di Jakarta, Sabtu(18/10)
BACA JUGA: Materi Tes CPNS Termudah di Papua, Tersulit di Jawa-Bali
Dewi menjelaskan, kaum tua, terutama yang berasal dari partai politik turut berkontribusi terhadap masalah bangsa saat ini. Karenanya, sosok mereka jelas bertentangan dengan tujuan dasar dari revolusi mental.
Lebih lanjut Dewi mengatakan, harusnya Jokowi tidak kesulitan menyusun kabinet yang mencerminkan revolusi mental. Pasalnya, sosok orang muda berkualitas jumlahnya sangat banyak di negeri ini.
BACA JUGA: Jokowi Puas
"Banyak kader muda di luar partai yang mempunyai profesionalitas dan kapabilitas di berbagai bidang" pungakasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Bakal Tunjuk Rini Soemarno Jadi Menteri BUMN
Redaktur : Tim Redaksi