jpnn.com, JAKARTA - Perwakilan Aliansi Mahasiswa Indonesia Bayu Satria Utomo menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum tegas menyikapi isu penundaan Pemilu 2024.
Sebab, Jokowi hanya sebatas melarang menteri di Kabinet Indonesia Maju berbicara isu tersebut.
BACA JUGA: Jokowi Melarang Menteri Bicara Penundaan Pemilu, Fadli Zon Bereaksi TegasÂ
"Jadi, yang kami inginkan dari Pak Jokowi ketegasan beliau menolak wacana ini. Bukan hanya melarang para menterinya," kata Bayu melalui layanan pesan, Rabu (6/4).
Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) itu, hanya ketegasan dari seorang pemimpin yang membuat isu penundaan pemilu tidak terus dihidupkan oleh elite politik.
BACA JUGA: Jokowi Melarang Menterinya Bicara Isu Penundaan Pemilu, Mardani: Lucu
Di sisi lain, kata Bayu, Jokowi hingga kini belum menunjukkan ketegasan terhadap isu penundaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Seorang pemimpin tertinggi di sebuah negara seharusnya bisa tegas," ungkap dia.
BACA JUGA: Jokowi Marah Lagi di Depan Luhut hingga Erick, Masalah Minyak Goreng dan BBM Kenapa Ditutupi
Namun, kata Bayu, Aliansi Mahasiswa Indonesia belum berencana menggelar demonstrasi menuntut ketegasan Jokowi terhadap isu penundaan pemilu.
Dia hanya mengingatkan Jokowi perlu bersuara tegas atas isu yang pertama digulirkan Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia tersebut.
"Ini wacana serius yang harus segera ditolak oleh presiden," tutur Bayu.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan para pembantunya di kabinet tidak membahas isu penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan pemimpin Indonesia.
“Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan mengenai penundaan, urusan perpanjangan,” kata Jokowi dalam siaran Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4).
Kepala negara memerintahkan para menterinya tidak membuat gaduh narasi perpolitikan.
Jokowi juga meminta para pembantunya menyelesaikan masalah kenaikan berbagai kebutuhan pokok.
"Fokus bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi," tutur Jokowi. (ast/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Aristo Setiawan