jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menargetkan Indonesia mulai memproduksi vaksin COVID-19 pada Januari-April 2021.
"Ada kerja sama dengan Sinovac, dan perusahaan lain, perkiraan kami akan masuk produksi kira-kira antara Januari-April tahun depan," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (13/7).
BACA JUGA: Serahkan Bantuan Modal ke Pedagang Kecil, Jokowi: Saya Tahu Ini Berat
"Uji klinis kalau tidak salah sudah sampai uji ke-3, tetapi perlu enam bulan untuk uji terakhir, jadi kira-kira diproduksi Januari sampai April (2021)," imbuh bapak tiga anak itu.
Target produksinya adalah sebanyak 347 juta vaksin.
BACA JUGA: Ternyata Ini Alasan Jokowi Beri Tugas Istimewa kepada Prabowo di Kalimantan
"Kebutuhannya kami hitung 347 juta vaksin karena satu orang bisa tidak hanya sekali saja divaksin, karena orang yang sudah divaksin bisa mental lagi, jadi harus divaksin lagi," ungkapnya.
Presiden Jokowi menargetkan pada 2021 dapat diproduksi 170 juta vaksin.
BACA JUGA: Siap-siap, Pak Jokowi Bakal Keluarkan Sanksi Pidana Buat Kalian yang Masih Bandel
"Nanti kelompok yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin adalah bagi tenaga kesehatan dan kelompok rentan, dan wilayah merah," tutur Jokowi.
Sebelumnya diberitakan PT Bio Farma (Persero) pada Juli 2020 mulai melakukan uji klinis ketiga vaksin COVID-19 bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd, perusahaan bioteknologi asal China.
Sedangkan PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc. Kerja sama keduanya mulai memasuki tahap uji klinis.
"Kerja sama dengan Sinovac, tetapi pasti nanti dia (Sinovac) akan memberikan untuk rakyatnya dulu sebanyak 1,4 miliar (orang), berapa tahun akan selesai? Korea (Selatan) juga akan selesaikan dengan rakyatnya dulu baru diekspor oleh karena itu Indonesia bekerja sama dengan beberapa negara agar produksi bisa cepat," ujar Jokowi.
Apalagi Bio Farma diketahui sudah berpengalaman dengan vaksin polio.
"Kami siapkan biofarma, dia pernah pengalaman polio. Kuncinya adalah vaksin dan mengerem agar COVID-19 tidak naik secara drastis," tutur presiden.
Sebelum vaksin ditemukan, Presiden Jokowi menekankan untuk melakukan tes masif, "tracing" agresif dan "treatment" yang dilakukan dengan baik.
"Saat vaksinasi sudah dilakukan, baru bisa turun kalau sekarang adalah mencegah agar (kasus positif) tidak naik, yang sembuh makin banyak, yang 'positive ratenya', apalagi tes masif, 'tracing' agresif, 'treatment' yang dikerjakan manajemen yang baik, beberapa daerah belum melakukan ini, kami ingatkan," ungkap Presiden.
Sinovac mengklaim vaksin COVID-19 ini aman dan mampu memicu respons kekebalan dan menunjukkan adanya potensi mempertahankan diri melawan infeksi virus corona baru. Vaksin buatan Sinovac diberi nama CoronaVac. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek