Jokowi Ingin Merelokasi 2.000 Rumah Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Selasa, 07 Desember 2021 – 20:52 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau dampak bencana erupsi Gunung Semeru. Foto: Humas Kementerian PUPR

jpnn.com, LUMAJANG - Presiden Joko Widodo ingin memastikan beberapa langkah prioritas penanganan tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (7/12).

Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12) lalu mengeluarkan abu vulkanik hingga mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.

Presiden yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kunjungan kerjanya ke Jawa Timur untuk meninjau dna  rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana.

"Kami berharap semua sudah bisa dimulai, baik itu perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan memang berbahaya untuk dihuni kembali," kata Presiden Jokowi. 

Jokowi menyebut terdapat sekitar 2.000 rumah yang akan direlokasi ke tempat yang lebih aman.

"Segera kami putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan dibangun kalau semua sudah siap," kata Presiden. 

Direktur Jenderal (Dirjen Bina Marga) Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan fokus Kementerian PUPR memastikan akses menuju ke lokasi terdampak bencana.

"Tugas kami adalah mendukung upaya tanggap darurat, pembersihan, termasuk sarana dan prasarana juga sudah didistribusikan," ujarnya.

Untuk relokasi warga, menurut Hedy, pihaknya menunggu lokasi yang aman dari Badan Geologi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral).

Hedy menambahkan telah melakukan langkah-langkah penanganan dengan mencari jalur-jalur alternatif yang menghubungkan Lumajang - Turen - Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan. 

Salah satunya akan dibangun jembatan gantung dalam 2 bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua sebagai penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang Selatan. 

Jembatan ini juga didesain dapat dilalui ambulance untuk keadaan darurat. 

"Kami juga menyiapkan jalur alternatif ke arah selatan sepanjang 2 km yang dibangun oleh Pemkab dan Kementerian PUPR membantu 7 km tetapi tidak bisa digunakan untuk kendaraan berat, hanya logistik ringan," ujar Hedy. 

Sementara itu, perbaikan Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Turen - Lumajang membutuhkan waktu perbaikan sekitar satu tahun.

"Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 130 meter butuh waktu. Makanya kami buatkan dulu jembatan gantung yang bersifat sementara untuk pemulihan konektivitas," kata Hedy. 

Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah memobilisasi 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter untuk mendukung kebutuhan pengungsi.

Selain itu, BPPW Jawa Timur menyediakan 4 unit Mobil Tangki Air (MTA) kapasitas 4.000 liter, 6 unit tenda hunian darurat, 3 mobil toilet, 11 bed, 6 tenda ukuran 4x4, 1 unit dump truck, 1 unit mobil kabin, dan dukungan 16 personel tanggap darurat.(mcr18/jpnn)

BACA JUGA: Pak Jokowi, Cak Imin Mau Bikin Konser untuk Band Metal VoB di Istana


Redaktur : Friederich
Reporter : Mercurius Thomos Mone

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler