jpnn.com - JAKARTA - Jurnalis senior Budiarto Shambazy mengaku tidak heran jika kinerja Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikritisi banyak orang. Pasalnya, pembentukan kabinet yang berisi 34 menteri dan 4 pejabat setingkat itu terlalu dipengaruhi kompromi politik.
"Kabinet yang sekarang, menurut saya sudah terlalu dikungkung oleh kompromi politik. Jadi janji Jokowi-JK dengan istilah kabinet ramping, profesional, itu hangus oleh kompromi politik," kata Budiarto dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (27/6).
BACA JUGA: Sindir Puan Maharani, Pengamat: Tuan Putri Kerjanya Apa?
Budiarto mengatakan, peran Presiden Jokowi maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam menyusun kabinet yang ada sekarang sebenarnya sangat minim. Menurutnya, partai-partai politik pendukung Jokowi-JK lah yang lebih banyak menentukan jatah kursi menteri.
Dia bahkan mengklaim mengetahui secara langsung bahwa Jokowi dan JK sebenarnya tidak puas dengan susunan Kabinet Kerja. "Saya wawancara, dua-duanya (Jokowi-JK) tidak puas atau kurang puas dengan kabinet sekarang ini," ungkap Budiarto.
BACA JUGA: Harga-harga Sudah Mahal, Jelang Lebaran Naik, jadinya Melambung
Meski begitu, dia pesimis bakal ada perbaikan kualitas kabinet dalam waktu dekat. Pasalnya, duet pemimpin negeri itu belum memperlihatkan tanda-tanda bakal meninggalkan kompromi politik.
"Kompromi politik itu lebih banyak diucapkan Pak JK. Kalau presiden itu lebih ke lihat dulu deh (kinerjanya). Jadi kalau mau diganti kelihatannya menteri-menteri yang sudah jadi jatah partai gak akan pergi ke partai lain," pungkasnya. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Para Menteri Lebih Sering Lapor ke Bos Partainya Ketimbang ke Jokowi?
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN: Kabinet Jokowi Tidak Berikan Harapan
Redaktur : Tim Redaksi