Jokowi: Konflik dan Perang tak Menguntungkan

Sabtu, 27 Januari 2018 – 14:53 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi suatu negara maupun kawasan ikut ditentukan oleh stabilitas politik dan keamanan.

Kegiatan ekonomi tidak akan tumbuh apabila konflik dan bahkan perang terjadi.

BACA JUGA: Tjahjo Kumolo Bohongi Presiden?

Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat berbicara di National Assembly of Pakistan pada Jumat malam (26/1).

“Konflik dan perang tidak akan menguntungkan siapa pun, saya ulangi konflik dan perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Masyarakat terutama wanita dan anak-anak selalu menjadi pihak yang paling dirugikan dengan adanya konflik dan perang,” katanya.

Selain itu konflik dan perang juga menghancurkan nilai-nilai luhur kemanusiaan yang diberikan oleh Allah SWT.

Karenanya, tegas Jokowi, sudah menjadi komitmen Indonesia untuk turut serta menjaga perdamaian dunia sebagai nett contributor to peace.

Bersama dengan ASEAN, selama 50 tahun terakhir, Indonesia telah bekerja keras untuk menciptakan ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Asia tenggara, hingga Asia pasifik.

Di kawasan lebih luas, Indonesia juga ingin terciptanya suatu ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. Menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan pertumbuhan bagi dunia.

BACA JUGA: Jokowi Bicara Kerja Sama Maritim di KTT ASEAN-India

Di tingkat global, seperti halnya Pakistan, Indonesia juga merupakan salah satu penyumbang terbesar Pasukan Perdamaian Dunia. Sudah menjadi tekad bagi Indonesia untuk menjadi “True Partner for World Peace”

Ditegaskan mantan gubernur DKI Jakarta itu, ancaman radikalisme terorisme terjadi di mana-mana. Bahkan tidak ada satu pun negara yang kebal dari ancamannya. Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan.

Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme. Jokowi pun menyodorkan angka bahwa 76 persen serangan teroris terjadi di negara muslim; 60 persen konflik bersenjata terjadi di negara muslim.

“Kita tidak boleh membiarkan negara kita terus dalam situasi konflik, kita tidak boleh membiarkan dunia dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara, sekali lagi penghormatan terhadap kemanusiaan,” katanya.(fat/jpnn)

BACA JUGA: Kunjungan Jokowi ke Sri Lanka Catat Sejarah

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiba di Sri Lanka, Jokowi Disambangi Pemimpin Oposisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler