JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin menghilangkan tradisi coret-coretan seragam untuk merayakan kelulusan siswa. Jokowi menilai tradisi perayaan kelulusan ini merusak keindahan lingkungan dan menggangu masyarakat.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam acara dialog gubernur DKI Jakarta dengan siswa peserta UN. Siswa yang menghadiri acara berasal dari SMA 6 dan SMA 70 Jakarta.
"Lebih baik pada saat pengumuman diajak lomba pakaian adat nusantara, biar nggak coret-coret lagi. Nanti saya suruh pakai baju adat dari Sabang sampai Merauke, kapok nanti," kata Jokowi di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Kamis (18/4).
Mantan Wali Kota Surakarta itu menegaskan bahwa tradisi coret-coret seragam sama sekali tidak ada manfaatnya. Padahal, lanjutnya, seragam-seragam itu lebih baik disumbangkan kepada siswa tidak mampu.
Jokowi juga menghimbau para pelajar untuk tidak merayakan kelulusan dengan konvoi kendaraan keliling ibu kota. Ia dengan tegas mengancam siswa dengan hukuman pidana jika kedapatan melakukan hal ini, apalagi jika sampai merusak fasilitas umum.
"Saya titip jangan sampai anak-anak ini coret-coret di tempat umum. Ini ada pidananya, bisa dipidanakan, bisa sepuluh hari sampai dua bulan. Kita ingin Jakarta bersih, mau kita cat semua dan sudah dimulai," papar politisi PDIP tersebut.
Di akhir arahannya, Jokowi berpesan agar tidak ada lagi tawuran antar siswa SMA. Menurutnya, generasi muda seharusnya saling bahu membahu untuk berkompetisi dengan bangsa lain. Bukannya saling berkompetisi diantara bangsa sendiri dengan cara kekerasan.
"Kompetisi kita dengan negara lain, jangan sampai berantem dengan kita sendiri. Jepang, Korea itu mereka bisa bangkit karena bisa saling tolong menolong antar kakak adik, sekolah satu dengan lainnya. Anak yang naik kelas dari SD ke SMP itu yang senior gendong yang junior," tandasnya. (dil/jpnn)
Hal ini disampaikan Jokowi dalam acara dialog gubernur DKI Jakarta dengan siswa peserta UN. Siswa yang menghadiri acara berasal dari SMA 6 dan SMA 70 Jakarta.
"Lebih baik pada saat pengumuman diajak lomba pakaian adat nusantara, biar nggak coret-coret lagi. Nanti saya suruh pakai baju adat dari Sabang sampai Merauke, kapok nanti," kata Jokowi di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Kamis (18/4).
Mantan Wali Kota Surakarta itu menegaskan bahwa tradisi coret-coret seragam sama sekali tidak ada manfaatnya. Padahal, lanjutnya, seragam-seragam itu lebih baik disumbangkan kepada siswa tidak mampu.
Jokowi juga menghimbau para pelajar untuk tidak merayakan kelulusan dengan konvoi kendaraan keliling ibu kota. Ia dengan tegas mengancam siswa dengan hukuman pidana jika kedapatan melakukan hal ini, apalagi jika sampai merusak fasilitas umum.
"Saya titip jangan sampai anak-anak ini coret-coret di tempat umum. Ini ada pidananya, bisa dipidanakan, bisa sepuluh hari sampai dua bulan. Kita ingin Jakarta bersih, mau kita cat semua dan sudah dimulai," papar politisi PDIP tersebut.
Di akhir arahannya, Jokowi berpesan agar tidak ada lagi tawuran antar siswa SMA. Menurutnya, generasi muda seharusnya saling bahu membahu untuk berkompetisi dengan bangsa lain. Bukannya saling berkompetisi diantara bangsa sendiri dengan cara kekerasan.
"Kompetisi kita dengan negara lain, jangan sampai berantem dengan kita sendiri. Jepang, Korea itu mereka bisa bangkit karena bisa saling tolong menolong antar kakak adik, sekolah satu dengan lainnya. Anak yang naik kelas dari SD ke SMP itu yang senior gendong yang junior," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disenangi Rakyat, Optimistis Menang
Redaktur : Tim Redaksi