Jokowi Menjamu Amien Rais di Istana, Ferdinand Berkomentar Begini

Rabu, 10 Maret 2021 – 10:59 WIB
Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam Laskar FPI bertatap muka dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/3). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyoroti sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bersedia menjamu Amien Rais dkk di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (9/3).

Diketahui, Amien datang ke istana bersama Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar FPI.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Amien Rais dan Jokowi Akrab, Darmizal Demokrat Menangis, Warga Sipil Kena Tembak

"Demi menghormati orang sepuh dan menunjukkan tidak ada dendam atau kebencian meski sering direndahkan, Jokowi tetap mendengar. Hebat," ucap Ferdinand kepada JPNN.com, Rabu (10/3).

Menurut pria yang pernah memimpin Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) ini, apa yang dilakukan Jokowi adalah standar kepemimpinan yang mengayomi semua pihak, termasuk lawan politik dan musuh politik.

BACA JUGA: Sejumlah Oknum Polisi Terlibat Narkoba Disikat Tim Mabes Polri dan Polda Jatim

Sebab, kata Ferdinand, publik tahu bagaimana selama ini pernyataan-pernyataan Amien Rais yang sangat pedas, bahkan kadang di luar standar moral politik menyerang Jokowi.

Meski begitu, Jokowi menerima Amien Rais dan rombongan di Istana dengan tangan terbuka, dan mendengar apa yang disampaikan mantan ketua MPR RI itu.

BACA JUGA: Pria Bunuh Diri di Tunjungan Plaza Teridentifikasi, Begini Pesan Terakhirnya kepada Keluarga

"Jokowi tetap membuka pintu istana meskipun Amin Rais selama ini selalu menyerang Jokowi. Inilah sikap seorang pemimpin yang patut diteladani karena tidak semua pihak bisa melakukan hal seperti itu," sebut Ferdinand.

Terkait kelanjutan kasus penembakan enam laskar FPI, Ferdinand menyarankan hal perlu disikapi dengan hati-hati.

Ferdinand juga tidak ingin yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran HAM berat dijadikan alat untuk menekan pemerintah.

"Soal HAM, jangan sampai dijadikan alat penekan oleh kelompok separatis dan radikalis ekstrimis atau terorisme untuk mendapat keleluasaan bergerak," pungkas Ferdinand.(fat/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler