Bahkan, gubernur yang lebih akrab disapa Jokowi itu justru mengajak para demonstran untuk melakukan aksinya di depan Balai Kota DKI Jakarta. "Ya nggak apa-apa, aspirasi, semuanya keinginan boleh diwujudkan dalam bentuk apapun. Mereka bisa ke sini (Balai Kota) kalau mau dialog," kata Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (12/12).
Menurutnya, selama tidak anarkis maka demonstrasi dianggap sebagai cara untuk memberi masukan. Ia menegaskan bahwa pemerintahannya terbuka pada setiap bentuk masukan.
Selain itu masukan dari warga juga sangat penting bagi proyek MRT. Pasalnya, saat ini proyek tersebut masih terus dikaji untung ruginya oleh Pemprov DKI. "Nggak apa-apa, nggak apa-apa. Ini proses, orang diputuskan aja belum," pungkasnya.
Sekedar diketahui, sejak tadi pagi ratusan pedagang dari Pasar Mede dan Pasar Cipete menggelar aksi demonstrasi di sekitar wilayah Fatmawati, Jakarta Selatan. Mereka menolak rencana pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) yang bakal melalui wilayah tersebut.
Para pedagang menolak proyek MRT karena khawatir pasarnya akan digusur akibat pembangunan sistem transportasi masal tersebut. Pasar-pasar tradisional di sekitar Fatmawati rencananya akan dijadikan stasiun MRT.
"Mereka tidak mendukung karena nanti pasar Fatmawati hilang. Sekitar 1000 pedagang akan kehilangan mata pencaharian," ujar Alex, salah seorang perwakilan demonstran penolak proyek MRT. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengembangan Kampung Khusus Tunggu APBD Baru
Redaktur : Tim Redaksi