JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, tidak ingin menanggapi dugaan jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) karena adanya sabotase. Menurutnya, saat ini yang terpenting menyelesaikan perbaikan secepatnya, sehingga efek banjir dapat segera terselesaikan.
“Pada posisi seperti ini kita harus berfikir positif saja. Perbaikan targetnya kan tadi malam (Kamis, red). Cuma sampai pukul 03.30 WIB (Jumat dini hari, red) enggak rampung, ya diteruskan. (Kalau tidak selesai) besok-besok bagaimana, makanya harus secepatnya," kata Jokowi saat memantau langsung pengerjaan perbaikan tanggul yang persis terletak di Jalan Latuharhari, Jakarta, Jumat (18/1).
Dari pantauan di lapangan, hingga Jumat sore, seratusan petugas Pasukan Khas TNI Angkatan Darat, Marinir, Dinas Pekerjaan Umum DKI, Satuan Pengamanan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, masih terus sibuk bekerja.
“Semuanya kan sudah dikerahkan, bantuan dari Kodam, Kopassus, sudah kami minta semuanya. Tapi, jebolnya tanggul kan bukan cuma 1-2 cm. Tapi 30 meter. Pokoknya jangan sampai dikejar sama hujannya atau air yang dari atas," katanya.
Menurutnya, penyebab jebolnya BKB, karena kuatnya arus aliran air akibat curah hujan yang tidak henti-henti sepanjang Kamis (17/1), hingga Jumat (18/1) pagi. Namun begitu kelalaian petugas, juga menjadi salah satu penyebab.
“Namanya ada tanggul kan harus dikontrol. Ini manajemen kontrol menurut saya yang kurang. Misalnya ada yang digerus oleh air, mungkin ada yang digerus oleh masyarakat. Ini memang harus dicek dan dikontrol terus," ujarnya.(gir/jpnn)
“Pada posisi seperti ini kita harus berfikir positif saja. Perbaikan targetnya kan tadi malam (Kamis, red). Cuma sampai pukul 03.30 WIB (Jumat dini hari, red) enggak rampung, ya diteruskan. (Kalau tidak selesai) besok-besok bagaimana, makanya harus secepatnya," kata Jokowi saat memantau langsung pengerjaan perbaikan tanggul yang persis terletak di Jalan Latuharhari, Jakarta, Jumat (18/1).
Dari pantauan di lapangan, hingga Jumat sore, seratusan petugas Pasukan Khas TNI Angkatan Darat, Marinir, Dinas Pekerjaan Umum DKI, Satuan Pengamanan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, masih terus sibuk bekerja.
“Semuanya kan sudah dikerahkan, bantuan dari Kodam, Kopassus, sudah kami minta semuanya. Tapi, jebolnya tanggul kan bukan cuma 1-2 cm. Tapi 30 meter. Pokoknya jangan sampai dikejar sama hujannya atau air yang dari atas," katanya.
Menurutnya, penyebab jebolnya BKB, karena kuatnya arus aliran air akibat curah hujan yang tidak henti-henti sepanjang Kamis (17/1), hingga Jumat (18/1) pagi. Namun begitu kelalaian petugas, juga menjadi salah satu penyebab.
“Namanya ada tanggul kan harus dikontrol. Ini manajemen kontrol menurut saya yang kurang. Misalnya ada yang digerus oleh air, mungkin ada yang digerus oleh masyarakat. Ini memang harus dicek dan dikontrol terus," ujarnya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon: Kerugian Banjir Capai Rp 1,5 M per Jam
Redaktur : Tim Redaksi