jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Dedi Kurnia menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam posisi dilematis soal kursi menteri pertahanan (Menhan) untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Dalam analisis Dedi, ada keuntungan maupun kerugian yang harus ditanggung Jokowi soal posisi Menhan untuk mantan Danjen Kopassus tersebut.
Dedi mengatakan, masuknya Prabowo ke Kabinet Indonesia Maju tentu menguntungkan Jokowi dalam menjalankan pemerintahan. “Salah satu keuntungannya adalah Presiden Jokowi tidak akan mendapatkan perlawanan yang sengit dalam menjalankan pemerintahan,” ujar Dedi kepada jpnn.com, Jumat (15/10).
BACA JUGA: Prabowo Subianto Periksa Pasukan di Kemenhan, Tiba-Tiba Berhenti Sebentar
Gerindra, kata Dedi, memang memiliki kekuatan cukup besar di DPR. Dedi menduga Jokowi memberikan keleluasaan kepada Prabowo untuk menentukan jabatan sendiri di Kabinet Indonesia Maju.
“Ini memang tidak biasa, tetapi konstitusi mengizinkan itu," kata Dedi.
BACA JUGA: Prabowo jadi Menhan, Andi: Group WA Keluarga, Alumni, Kembali Ceria
Di sisi lain, kata Dedi, hubungan bilateral antara Indonesia dengan Amerika Serikat bisa berjarak setelah Prabowo memimpin Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Dedi menyatakan, Prabowo adalah satu dari sejumlah mantan petinggi TNI yang masuk daftar cekal pemerintah AS.
"Hadirnya Prabowo bisa berdampak pada hubungan Indonesia dengan Amerika. Secara personal Prabowo ada dalam catatan buruk keamanan Amerika," jelas Dedi.
Di sisi lain, Prabowo juga meraih kerugian dan keuntungan karena mau menjadi Menhan di pemerintahan Presiden Jokowi. Dedi menjelaskan, kerugian Prabowo secara politik adalah kekecewaan para pendukungnya yang akan berefek pada elektabilitas Gerindra.
"Gerindra bisa kehilangan kepercayaan publik yang selama ini meyakini Prabowo konsisten sebagai penyeimbang pemerintah," jelas dia.
Meski demikian, kata Dedi, Prabowo bisa saja mendapatkan nilai positif dari posisi Menhan. “Prabowo sendiri memerlukan ruang pembuktian atas keterlibatannya, saat ini ia berkuasa, seharusnya kesempatan itu terbuka lebar," jelas dia. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga