Jokowi Punya Daya Dongkrak bagi Partai Pengusung

Kamis, 20 September 2012 – 01:41 WIB
Wali Kota Solo, Joko Widodo alias Jokowi. Foto : Arundono W/JPNN
JAKARTA - Hari ini Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua akan berlangsung. PDI Perjuangan dan Gerindra sebagai partai pengusung pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, harus habis-habisan agar dapat memenangi pertarungan melawan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi yang diusung Partai Demokrat, PKS, PAN, Hanura, PPP dan sejumlah partai lainnya. Sebab, kemenangan Jokowi yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama akan menjadi berkah tersendiri bagi partai pengusungnya.

Dosen komunikasi di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Anhar Widodo, mengatakan bahwa PDIP dan Gerindra akan sangat diuntungkan jika nantinya Jokowi benar-benar terpilih. "Disadari atau tidak, Jokowi adalah kader potensial yang akan memberi daya ungkit bagi partai pengusungnya untuk memenangi Pemilu 2014. Oleh sebab itu, menempatkan Jokowi sebagai calon gubernur DKI, bagi PDI Perjuangan dan Gerindra adalah pertarungan yang harus dimenangkan," kata Anhar saat dihubungi, Rabu (19/9).

Praktisi komunikasi yang juga peneliti pada Lembaga Kajian Media dan Transparansi Informasi Publik (Matrik) itu menambahkan, tak banyak kepala daerah yang memiliki prestasi seperti Jokowi. Selain itu, kata Anhar, tak banyak kepala daerah yang memiliki kemampuan berkomunikasi seperti Jokowi.

Kemampuan Jokowi berkumunikasi itu pula yang akan efektif meraup dukungan pemilih. "Dengan membangun komunikasi kepada semua kelompok dan golongan, membangun rasa percaya untuk memberikan pilihan politik, hadirnya kekuatan dukungan adalah sebuah keniscayaan," ulas Anhar yang selama ini banyak mengamati kebijakan dan pola komunikasi Jokowi selama menjadi Wali Kota Solo.

Anhar mengakui, Jokowi memang sosok yang cerdas dalam membangun pencitraan. Meski demikian Anhar juga melihat pencitraan yang dilakukan Jokowi itu juga dibarengi dengan kemampuan pria kurus itu dalam membaca dinamika masyarakat perkotaan.

Ia mencontohkan sikap Jokowi yang menolak usulan dalam RAPBD tentang pengadaan mobil dinas bagi Wali Kota Solo dalam RAPBD. "Sikap tegas Jokowi untuk menolak mobil dinas baru yang beberapa kali diusulkan dalam RAPBD, selain sebagai praktik pencitraan yang sangat produktif, juga menjelaskan bagaimana posisinya seharusnya sebagai pelayan untuk warganya," ulas Anhar.

Karenanya jika kelak terpilih di DKI, kata Anhar menambahkan, Jokowi tak akan asal-asalan membuat kebijakan. Kemampuan Jokowi berkomunikasi pula yang akan mengiringi perumusan kebijakan. "Dia senang dengan masukan dan kritik dari berbagai pihak agar kebijakan yang diputuskan dapat mengakomodasi kepentingan banyak pihak, utamanya kepentingan masyarakatnya," pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Coblosan, Jokowi Perbanyak Doa dan Makan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler