JAKARTA - Pada masa pilkada DKI Jakarta 2012, Joko Widodo yang saat itu masih jadi calon gubernur selalu menolak penggunaan fasilitas voorijder saat berkendaran untuk kampanye. Kini setelah terpilih, gubernur yang sering beraktifitas di luar kantor ini kerap mendapatkan pengawalan voorijder.
Gubernur yang akrab disapa Jokowi itu mengaku bahwa dirinya hanya menggunakan voorijder seperlunya saja. Pengawalan pun kadang datang tanpa perintahnya alias datang dari inisiatif anak buahnya sendiri.
"Kalau saya, kalau perlu pakai kalau enggak ya nggak usah. Lebih banyak tidaknya, kadang saya tinggal kalo ga perlu. Yang di daerah (kotamadya) juga sering jemput," kata Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/6).
Pengamatan JPNN, rombongan kendaraan Jokowi saat blusukan biasanya hanya terdiri dari mobil dinas gubernur, satu unit mobil dan dua unit motor pengawal. Jumlah pengawal ini dapat dikatakan minim dibandingkan kebanyakan pejabat tinggi lain.
Menurut Jokowi, hal ini sesuai permintaanya agar dapat selalu bergerak cepat.
"Saya sih untuk kepraktisan saja. Yang simpel-simpel aja. Bayangin kalau pakai tiga kendaraan kan nyiapinnya ribet," imbuh mantan Wali Kota Surakarta itu.
Vorrijder, lanjut Jokowi, juga berfungsi sebagai penunjuk jalan saat blusukan. Pasalnya, sebagai warga baru di ibu kota, dirinya belum hafal seluruh seluk beluk jalanan jakarta.
Jokowi mengakui bahwa kegiatannya menjadi tidak efektif apabila tidak dikawal vorrijder dalam perjalanan. Ia mengungkapkan, dirinya pernah terjebak macet hingga dua jam ketika melakukan perjalanan saat tidak dikawal vorrijder.
"Ya dulu kan pernah macet di Dukuh Bawah sampai 2 jam, itu akhirnya dijemput vorrijder," ungkapnya. (dil/jpnn)
Gubernur yang akrab disapa Jokowi itu mengaku bahwa dirinya hanya menggunakan voorijder seperlunya saja. Pengawalan pun kadang datang tanpa perintahnya alias datang dari inisiatif anak buahnya sendiri.
"Kalau saya, kalau perlu pakai kalau enggak ya nggak usah. Lebih banyak tidaknya, kadang saya tinggal kalo ga perlu. Yang di daerah (kotamadya) juga sering jemput," kata Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/6).
Pengamatan JPNN, rombongan kendaraan Jokowi saat blusukan biasanya hanya terdiri dari mobil dinas gubernur, satu unit mobil dan dua unit motor pengawal. Jumlah pengawal ini dapat dikatakan minim dibandingkan kebanyakan pejabat tinggi lain.
Menurut Jokowi, hal ini sesuai permintaanya agar dapat selalu bergerak cepat.
"Saya sih untuk kepraktisan saja. Yang simpel-simpel aja. Bayangin kalau pakai tiga kendaraan kan nyiapinnya ribet," imbuh mantan Wali Kota Surakarta itu.
Vorrijder, lanjut Jokowi, juga berfungsi sebagai penunjuk jalan saat blusukan. Pasalnya, sebagai warga baru di ibu kota, dirinya belum hafal seluruh seluk beluk jalanan jakarta.
Jokowi mengakui bahwa kegiatannya menjadi tidak efektif apabila tidak dikawal vorrijder dalam perjalanan. Ia mengungkapkan, dirinya pernah terjebak macet hingga dua jam ketika melakukan perjalanan saat tidak dikawal vorrijder.
"Ya dulu kan pernah macet di Dukuh Bawah sampai 2 jam, itu akhirnya dijemput vorrijder," ungkapnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesta Kembang Api Bakal Awali Jakarta Fair
Redaktur : Tim Redaksi