jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko widodo melantik Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham sebagai menteri sosial, dengan tetap mempertahankan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai menteri perindustrian.
Sikap tersebut terkesan memperlihatkan presiden mengistimewakan partai berlambang beringin.
BACA JUGA: Jokowi Sempurnakan Kekuatan untuk Pilpres 2019
Akibatnya, bukan tidak mungkin peta koalisi partai politik pada pemilihan presiden 2019 bakal berubah. Bisa saja PDI Perjuangan menarik dukungan pada Jokowi.
"Saya menduga dengan diistemawakannya Golkar, koalisi parpol pada Pemilihan Presiden 2019 ini bakal mirip dengan koalisi yang terjadi di Pemilihan Guberur Jawa Timur, di mana Jokowi punya jago sendiri, PDIP juga punya jago sendiri," ujar pengamat politik Hendri Satrio kepada JPNN, Sabtu (20/1).
BACA JUGA: Wajar Jokowi Tambah Jatah Golkar di Kabinet
Menurut pengajar di Universitas Paramadina ini, bisa saja nantinya di Pilpres 2019 partai yang mengusung Jokowi adalah koalisi Partai Golkar, Hanura, NasDem, dan Demokrat.
Sementara partai berlambang banteng moncong putih akan kembali berkoalisi dengan Partai Gerindra, seperti pada Pemilu 2009 lalu.
BACA JUGA: Moeldoko dan Gatot Bersaing jadi Pendamping Jokowi?
Saat itu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.
"Saya kira itu bisa saja terjadi, PDIP akhirnya kembali berkoalisi dengan Gerindra. Sementara Jokowi maju dengan dukungan koalisi Golkar, Demokrat, Hanura dan NasDem," pungkas Hendri.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Itu Politikus Ulung, Ini Buktinya...
Redaktur & Reporter : Ken Girsang