Jokowi Sepertinya Ingin Terlihat Seolah Tanpa Musuh di Periode Kedua

Kamis, 12 November 2020 – 06:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ilustrasi Foto: ANTARA/HO/Setpres-Lukas

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkesan ingin terlihat 'tanpa musuh' di periode kedua kepemimpinannya. 

Menurut dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta itu, kesan muncul dari berbagai kondisi perpolitikan di Tanah Air belakangan ini. 

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Prediksi Mahfud MD soal Rizieq Meleset, Ruhut Khawatir, PPPK Sedih Massal

"Saya menangkap kesan, Presiden Jokowi di periode kedua ini sepertinya ingin terlihat zero enemy," ujar Adi kepada jpnn.com, Kamis (12/11). 

Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia ini kemudian membeberkan sejumlah kondisi perpolitikan terkini di Tanah Air. 

BACA JUGA: Terima Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Jokowi, Menteri Siti: Ini Untuk Ayah, Ibu, dan Indonesia

Dimulai dari pemberian gelar kepada dua tokoh yang sebelumnya sangat kritis kepada pemerintahan Joko Widodo. Yaitu, Fahri Hamzah dan Fadli Zon. 

Kemudian, pemberian penghargaan pada Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo. 

BACA JUGA: Gatot Tetap Terima Tanda Jasa, tetapi Ogah Bertemu dengan Jokowi

Terbaru, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia, setelah tiga tahun berada di Arab Saudi. 

Adi membenarkan, pemberian penghargaan kepada Fahri, Fadli dan Gatot, secara aturan memang sangat memungkinkan. 

Pasalnya, Fahri dan Fadli merupakan mantan wakil ketua DPR periode 2014-2019.  Sementara Gatot merupakan mantan panglima TNI. 

Namun, setelah pemberian penghargaan, cenderung terlihat Fahri tak lagi mengkritik pemerintah. 

Demikian juga dengan Fadli, meski masih memberikan kritikan, tetapi tidak lagi keras seperti sebelumnya.

Sementara terkait kepulangan Habib Rizieq, sejauh ini belum terlihat apakah ada peran pemerintah di dalamnya. 

"Jadi intinya, Presiden Jokowi belakangan ini sepertinya tidak ingin ada kesan punya jarak dengan kelompok-kelompok yang dinilai kritis dengan dirinya.

 Meski pada saat bersamaan, orang-orang yang dinilai kritis dan vokal ini sebenarnya layak mendapat penghargaan," pungkas Adi.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler