jpnn.com - JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi bergerak cepat setelah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang pemilu presiden (pilpres).
Jokowi memutuskan untuk tidak menunggu sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) guna mengundurkan diri dari jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta.
Rencananya, seusai Lebaran, Jokowi mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan gubernur DKI ke Kementerian Dalam Negeri. Jokowi berjanji fokus mempersiapkan pemerintahan setelah dilantik 20 Oktober mendatang.
BACA JUGA: Makin Jelas, Mana Lembaga Survei Pesanan dan yang Kredibel
"Saya tidak akan mengajukan cuti tambahan, nanti setelah Lebaran pokoknya (mengajukan pengunduran diri, Red)," ujar Jokowi saat ngantor di Balai Kota DKI Jakarta pada hari pertama kerja setelah cuti sebagai gubernur kemarin (23/7).
Setelah mundur, Jokowi bakal mulai menyiapkan menteri-menteri anggota kabinetnya dan mendetailkan rencana perampingan postur kabinet. Untuk itu, dia bakal membentuk tim transisi yang akan menangani seluruh masalah terkait postur kabinet dan program prioritas.
"Tim baru menyiapkan (postur kabinet). Kita akan melihat persoalan dan siapa yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Personel siapa saja, kalau sudah final, baru ke saya," katanya.
Jokowi juga menyambut baik tawaran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bersama-sama membahas RAPBN 2015. Rencananya, Agustus mendatang pemerintah mengajukan RAPBN 2015 ke DPR.
Karena Jokowi-JK memiliki program prioritas yang harus diselesaikan tahun depan, RAPBN 2015 yang diajukan SBY ke DPR harus disesuaikan dengan program-program Jokowi-JK.
Terkait pemberitaan yang menyatakan bahwa dirinya akan memberikan kuota 20 persen kursi menteri kepada partai pendukungnya, Jokowi membantah. Meski mengakui ada menteri dari kalangan parpol, prioritas utamanya adalah profesionalisme.
BACA JUGA: Wasekjen Golkar Tuding Mahfud MD Tak Punya Moral Politik
"Saya akan berbicara dengan Pak Jusuf Kalla. Yang banyak adalah kalangan profesional. Saat ini baru perencanaan detail. Masih ada waktu sekitar 2,5 bulan lagi," kata Jokowi.
Gambaran tentang kabinet profesional juga diungkapkan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla. Dalam sambutannya di depan acara harlah PKB, JK menyinggung SDM kabinet yang tidak tertutup kemungkinan berasal dari partai. "Cuma, syarat kami yang pertama profesional," tegasnya.
Menurut JK, ajakan kepada parpol pendukung untuk bergabung di kabinet itu terkait dengan tujuan substansi partai yang tidak ada yang dibentuk untuk menjadi oposisi. "Oposisi itu kecelakaan saja, iya benar itu," kata JK yang disambut tepuk tangan hadirin.
Termasuk, JK menyinggung Partai Golkar yang pernah dipimpinnya. "Biasanya sih nanti gabung," ucap mantan ketua umum Partai Golkar tersebut.
Hingga saat ini partai pengusung dan pendukung Jokowi-JK sementara masih terdiri atas empat parpol di parlemen plus satu partai nonparlemen. Mereka adalah PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. Dalam perkembangan terakhir, sejumlah partai yang sebelumnya di kubu Koalisi Merah Putih pengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menunjukkan sinyal keinginan bergabung. Selain Golkar, Partai Demokrat dan PPP adalah dua partai yang beberapa petingginya sempat menunjukkan keinginan masuk ke koalisi Jokowi-JK. (fai/riz/dyn/owi/gal/wir/mia/c 4/kim)
BACA JUGA: Ingin Dongkel Ical, Nusron Dianggap Galau Karena Dipecat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Acungkan Salam 3 Jari, Rakyat pun Mengikuti
Redaktur : Tim Redaksi