Jokowi Singgung Resesi Ekonomi di Forum KTT ASEAN Plus Three Bangkok

Senin, 04 November 2019 – 15:47 WIB
Presiden Jokowi di KTT ke-22 APT yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand pada Senin (4/11). Foto: BPMI Setpres

jpnn.com, BANGKOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa ASEAN Plus Three (APT), telah tumbuh menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam dua dekade terakhir. Dari mekanisme penguatan cadangan devisa, ketahanan pangan, respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi.

Pernyataan itu disampaikan Presiden ketujuh RI itu dalam forum KTT ke-22 APT yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand pada Senin (4/11).

BACA JUGA: KTT ke-22 ASEAN - RRT, Jokowi Singgung Perundingan Laut China Selatan

“Singkat kata, APT adalah jangkar stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan,” ucap Jokowi.

Menurutnya, tantangan yang akan dihadapi kawasan ke depan akan semakin besar, rivalitas geopolitik dan geoekonomi semakin meruncing. Oleh karena itu, suami Iriana itu mengingatkan bahwa tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional semakin meningkat.

BACA JUGA: Jersey untuk Jokowi Berbeda Dari Pemimpin ASEAN Lainnya

“Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan. Situasi tersebut diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang,” ucap Presiden Jokowi.

Untuk menyikapi dinamika tersebut, lanjutnya, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu pentingnya memperkuat saling percaya (strategic trust) dan solidaritas dalam menghadapi bencana di antara negara-negara APT.

“Strategic Trust harus dikokohkan, rasa saling percaya harus terus dipupuk, habit of dialogue harus terus dikedepankan,” tegas mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Lebih jauh, Kepala Negara mengingatkan bila strategic trust melemah, maka kekuatan kawasan akan goyah. Baik sisi keamanan, perdamaian maupun kemakmuran di kawasan menjadi taruhan.

Solidaritas dalam menghadapi bencana juga sangat penting karena kawasan Asia Timur menghadapi tantangan yang sama, yaitu rentan terhadap bencana alam. Bahkan kerugian akibat bencana di kawasan ini pada tahun 2016 tercatat sebesar USD 91 miliar.

“Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana,” tutur Jokowi.

Oleh karena itu, Indonesia menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pascabencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF).

“Saya mengajak semua negara APT untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat mekanisme ini,” tambah Jokowi, dalam forum yang dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler