Jokowi Tak Ingin Indonesia Terbakar Seperti Australia

Kamis, 06 Februari 2020 – 13:54 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan tentang upaya mencegah peningkatan karhutla 2020 di Istana Negara. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo tak ingin kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dialami Australia terjadi di Indonesia.

Karena itu, dia mengingatkan pemerintah daerah, TNI, Polri dan pihak-pihak terkait harus mengantisipasi karhutla sejak dini.

BACA JUGA: Jokowi: Pangdam sama Kapolda Sudah Diganti Belum?

"Saya ingatkan kembali kalau ada api satu segera padamkan. Kita punya Babinsa, kita punya Bhabinkantibmas. Beri tahu mereka. Gubernur, bupati, wali kota, kepala desa, beri tahu mereka. Sampai instrumen, infastruktur kita di bawah itu ada sehingga kalau ada api satu saja di desa, segera cari ember padamkan," kata Jokowi saat memberikan pengarahan tentang upaya mencegah peningkatan karhutla 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2).

Menurut Jokowi, apabila api meluas, maka berjuta-juta ton air tidak bisa menyelesaikan karhutla.

BACA JUGA: Menko Polhukam Yakin Karhutla 2020 Lebih Mudah Diatasi

Mantan gubernur DKI Jakarta ini mengingat pengalamannya pada 2015 lalu. Sebagai presiden yang baru dilantik beberapa bulan, terjadi kebakaran hebat yang menelan 2,5 juta hektare.

"Begitu 2016 kami berkumpul, bruk 2017 turun ini terkecil menjadi 150 ribu hektare yang terbakar dari sebelumnya 2,5 juta hektare. Tetapi 2018 naik lagi menjadi 590 ribu hektare. Ini ada apa? Sudah bagus-bagus 150 kok naik lagi?" kata Jokowi.

Saat itu pada 2019, angka karhutla naik menjadi 1,5 hektare. Jokowi menilai ada yang tidak beres. "Apa kurang yang dicopot? Apa kurang persiapan?" tanya Jokowi.

Jokowi tidak ingin Indonesia mengalami kebakaran seperti di Rusia yang mencapai 10 juta hektare, Brazil 4,5 juta hektare, Bolivia 1,8 juta hektare dan Kanada 1,8 juta hektare.

"Dan terakhir kebakaran besar terjadi di Australia. Kalau informasi yang saya terima sebulan lalu 6 juta, tetapi terakhir tadi pagi tadi saya cek sudah sebelas juta hektare. Ada 500 juta satwa yang mati karena kabakaran di sana. Berarti kehilangan plasma nutfah, baik flora dan fauna. Ini yang kita tidak mau. Itu kekayaan yang tak bisa dihitung dengan nilai uang," kata Jokowi.

Presiden Jokowi menyatakan, dua hari yang lalu, sudah ada kebakaran lahan di Kabupaten Siak dan Dumai. Jokowi menginginkan jajaran setempat langsung memadamkan titik api, jangan sampai menyebar luas. Dia tidak ingin api masuk ke lahan gambut yang sulit dipadamkan.

"Dikocori berapa ton air pun juga atasnya saja yang apinya padam, bawahnya masih panas. Asapnya masih keluar karena bawahnya masih api. Hal-hal seperti ini yang harus terus kita sadarkan kepada masyarakat kita," kata Jokowi. (tan/jpnn)

 

 


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler