Jokowi tak Lindungi Rakyat dari Jajahan Teknologi

Jumat, 13 Februari 2015 – 04:15 WIB
dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat ekonomi politik, Ichsanudin Noorsy membeberkan penyebab Indonesia tak punya mobil nasional. Menurutnya, hal itu terjadi karena tidak adanya kemauan pemerintah mengkapitalisasi teknologi metal. Padahal, itu sesungguhnya sudah dimiliki hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

"Inti dari otomotif itu hanya satu, yakni teknologi metal pada block mesin. Dan secara keilmuan jurusan metalogi itu sudah tersebar di hampir semua perguruan tinggi di Indonesia. Masalahnya pemerintah tidak pernah berniat mengkapitalisasi kemampuan anak bangsa itu," kata Ichsanudin Noorsy, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (12/2).

BACA JUGA: TNI Butuh Aster AL dan AU

Posisi Joko Widodo sebagai presiden hingga hari ini hanya hebat di jabatan. "Sementara rakyat dijajah oleh teknologi asing sama sekali tidak diurusi," tambah Noorsy.

Menurut Noorsy, secara gamblang setiap hari lalu-lalang mobil yang sudah dimodifikasi yang dilakukan oleh anak-anak muda dari ITB Bandung.

BACA JUGA: Komisi V Setujui Beri Alokasi Dana 4 Kementerian ini

"Bahkan mereka itu juga punya kemampuan memodif mesin sehingga lebih irit dan efisien. Begitu juga mobil esemka yang diprakarsai oleh Joko Widodo saat jadi Walikota Solo," ungkap dia.

Noorsy menambahkan, Esemka berhenti karena Jokowi mengatakan mobil itu tidak lolos uji emisi. Selain itu, pemerintah juga tidak mengeluarkan izin produksi.

BACA JUGA: Dua Terpidana Bali Nine Bakal Didor, Ibu Menteri Surat-suratan

"Sekarang 'juragan' Esemka itu sudah jadi kepala pemerintahan. Kenapa Esemka itu tidak juga dikeluarkan izin produksi dengan memperbaiki kualitas emisinya hingga layak layak diproduksi secara massal sebagai mobil nasional. Ini malah menoleh ke mobil Malaysia jadi mobil nasional?" tegas Noorsy. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Susi Pamer Kebijakannya Diapresiasi Organisasi Luar Negeri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler